kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.945.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.290   6,00   0,04%
  • IDX 7.606   72,54   0,96%
  • KOMPAS100 1.082   12,15   1,14%
  • LQ45 800   6,71   0,85%
  • ISSI 254   -0,52   -0,20%
  • IDX30 413   4,37   1,07%
  • IDXHIDIV20 473   6,15   1,32%
  • IDX80 121   0,84   0,71%
  • IDXV30 126   2,02   1,63%
  • IDXQ30 132   1,65   1,26%

Pemerintah Perlu Waspadai Fenomena Down Trading Masyarakat Kelas Menengah, Kenapa?


Senin, 11 Agustus 2025 / 18:19 WIB
Pemerintah Perlu Waspadai Fenomena Down Trading Masyarakat Kelas Menengah, Kenapa?
ILUSTRASI. Pemerintah diminta mewaspadai fenomena down trading pada masyarakat kelas menengah yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. ?/pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/07/03/2025.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah diminta mewaspadai fenomena down trading pada masyarakat kelas menengah yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. 

Head of Macroeconomics & Market Research Permata Bank, Faisal Rachman, menilai menjaga konsumsi rumah tangga, khususnya dari kelompok menengah, menjadi kunci agar ekonomi tumbuh di atas 5%.

Faisal mengingatkan, jika kelas menengah diabaikan, risiko down trading akan berlanjut. 

Baca Juga: Konsumsi Naik Saat Tabungan Tergerus, Ekonom Ingatkan Risiko Peningkatan Kredit Macet

Down trading bukan hanya beralih ke barang yang lebih murah, tetapi juga ke barang bekas atau ilegal yang tidak memberi dampak positif pada perekonomian,” ungkap Faisal, Senin (11/8/2025).

Ia menyarankan pemerintah menyelaraskan program prioritas dengan upaya peningkatan pendapatan masyarakat, seperti penciptaan lapangan kerja dan pelatihan keterampilan. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat daya beli secara merata.

Meski persepsi konsumen masih lemah, Faisal melihat adanya tren positif di penjualan kendaraan mewah dan mobil listrik (EV) di segmen menengah atas. Namun, sebagian kelompok ini masih menahan belanja. 

Baca Juga: Airlangga Sebut Konsumsi Masyarakat Bergeser ke Online, Transaksi Digital Meningkat

“Untuk mengakselerasi konsumsi mereka, pemerintah perlu memberi insentif yang dapat mendorong pengeluaran di segmen ini,” katanya.

Faisal juga mengingatkan, jika pemerintah hanya mengandalkan konsumsi dari kelas menengah atas, pertumbuhan ekonomi akan sulit bergerak di atas 5%, bahkan untuk mencapai 6% atau lebih. Menurutnya kelompok berpendapatan rendah perlu diangkat ke kelas menengah, agar kelompok ini bisa membelanjakan pendapatan pada barang sekunder dan tersier.

Selanjutnya: Bebas Tarif 19% Jadi Kunci Jaga Daya Saing Kakao Indonesia di Pasar AS

Menarik Dibaca: Film Sukma Merilis Official Trailer & Poster, Tayang di Bioskop 11 September

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×