kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.340   46,00   0,28%
  • IDX 7.108   -48,06   -0,67%
  • KOMPAS100 1.036   -7,15   -0,69%
  • LQ45 793   -7,13   -0,89%
  • ISSI 231   -1,02   -0,44%
  • IDX30 412   -2,67   -0,64%
  • IDXHIDIV20 483   -2,57   -0,53%
  • IDX80 116   -0,87   -0,75%
  • IDXV30 119   -0,80   -0,67%
  • IDXQ30 133   -0,85   -0,64%

Ekonom UI: Pertumbuhan Ekonomi RI Semester II 2025 Masih Penuh Ketidakpastian


Kamis, 19 Juni 2025 / 00:32 WIB
Ekonom UI: Pertumbuhan Ekonomi RI Semester II 2025 Masih Penuh Ketidakpastian
ILUSTRASI. Lanskap kota Jakarta terlihat dari ketinggian, Sabtu (24/5/2025). Pemerintah menyiapkan serangkaian stimulus ekonomi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II tahun 2025. Stimulus tersebut menyasar konsumsi domestik masyarakat, dengan fokus pada pemberian diskon tarif listrik 50%, potongan tarif transportasi, hingga subsidi upah bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta per bulan. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester II-2025 dinilai masih dibayangi ketidakpastian tinggi.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Telisa Aulia Falianty menyebut belum ada jaminan bahwa kinerja ekonomi pada paruh kedua tahun ini akan lebih baik dari semester I.

"Pertumbuhan 4,87% di Kuartal I itu di bawah rata-rata. Saya belum yakin semester I bisa lebih tinggi dari semester II," ujar Telisa kepada Kontan.co.id, Rabu (18/6).

Baca Juga: Percepatan Pertumbuhan Ekonomi RI di Paruh Kedua 2025 Perlu Koreksi Kebijakan

Meski begitu, Telisa memperkirakan adanya peluang perbaikan pada Kuartal II-2025 seiring masuknya stimulus fiskal seperti gaji ke-13 dan peningkatan belanja pemerintah.

"Pemerintah menggenjot dari sisi penerimaan dan belanja, ini bisa mendukung pertumbuhan di Kuartal II," kata dia.

Namun, ia menegaskan bahwa prospek ekonomi semester II masih diliputi banyak ketidakpastian global, terutama eskalasi konflik Iran-Israel.

Kondisi ini turut membuat lembaga seperti Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI menjadi 4,7% pada 2025.

"Untuk memprediksi semester II saja kita para ekonom tidak cukup percaya diri karena sekarang semuanya sangat volatile," imbuh Telisa.

Baca Juga: Pemangkasan Anggaran Rp 300 Triliun Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Produktif

Rekomendasi Kebijakan: Dorong Likuiditas dan Perkuat Fiskal

Telisa menekankan pentingnya efisiensi dan ketepatan sasaran dalam penggunaan anggaran.

Pemerintah juga disarankan memanfaatkan momentum penurunan suku bunga BI rate yang terjadi dua bulan lalu.

"Penurunan suku bunga BI perlu disertai kebijakan makroprudensial yang mendorong likuiditas dan kredit," katanya.

Ia juga menyoroti perlunya stimulus fiskal yang tetap berjalan untuk menjaga daya dorong ekonomi. "Fiskal itu penting sekali untuk pertumbuhan ekonomi, selain peran kebijakan moneter," ujarnya.

Baca Juga: Ekonom AS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 8% Jika Pemerintah Lakukan Ini

Investasi Lemah, Daya Saing Menurun

Telisa turut menggarisbawahi lemahnya pertumbuhan investasi, yang saat ini hanya tumbuh sekitar 2%, jauh dari rata-rata normal 4%.

“Ini menjadi pekerjaan rumah untuk mengembalikan kepercayaan investor. Kita harus menunjukkan komunikasi kebijakan yang solid dan kredibel,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti penurunan peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD Global Competitiveness Ranking 2025 dari posisi 27 ke 40.

"Kita turun 13 peringkat. Kalau mau mengejar pertumbuhan, kita harus pulihkan kepercayaan investor, dorong ekspor lewat diplomasi dagang, dan hilirisasi yang benar-benar ciptakan lapangan kerja," pungkas Telisa.

Selanjutnya: RI Miliki Potensi 59,45 GW Energi Surya di Lahan Bekas Tambang, Baru Realisasi 600 MW

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×