Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Realisasi penerimaan dan belanja negara pada postur APBN diprediksi masih akan tertekan pada kuartal II-2025, meskipun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut terjadi surplus APBN pada April 2025 sebesar Rp 4,3 triliun.
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan, surplus APBN pada April merupakan awal yang baik pada kuartal II-2025, namun menurutnya Indonesia jangan cepat berpuas hati.
Menurutnya jika dibandingkan secara tahunan, surplus April 2025 yang hanya Rp 4,3 triliun, masih jauh dari kinerja 2024 dimana surplus April mencapai Rp 75,7 triliun, dengan penerimaan dan belanja mencapai 33% dan 25,3% dari target tahunan.
Baca Juga: Misbakhun: Jangan Takut Belanja, APBN Harus Dorong Konsumsi Rakyat
"Ini perkembangan bagus, tetapi masih jauh dari melegakan. Artinya, kinerja APBN tahun ini masih di bawah tahun lalu, padahal kinerja ekonomi dan fiskal tahun 2024 jauh dari menggembirakan," ungkap Wijayanto pada Kontan, Selasa (20/5).
Meski begitu, menurutnya jika melihat tren realisasi APBN April 2025, pemerintah masih akan menghadapi tekanan yang lebih berat pada kinerja APBN hingga akhir Juni 2025.
"Kinerja APBN hingga Juni 2025 (Kuartal II) akan lebih berat dari 2024, dimana defisit akan melebar. Biasanya hingga April, realisasi belanja masih lambat, tetapi mulai Juni, situasi akan sangat berbeda," jelas Wijayanto.
Wijayanto melanjutkan, untuk menjaga keseimbangan fiskal, pemerintah perlu melakukan relokasi anggaran dari yang program jangka panjang seperti pembangunan IKN, Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Merah Putih, Danantara, hingga 3 Juta Rumah.
"Ini dialihkan ke anggaran program jangka pendek yang menciptakan lapangan kerja dan daya beli masyarakat," ungkapnya.
Baca Juga: Sri Mulyani: Efisiensi Masih Jadi Pertimbangan Penyusunan Anggaran Belanja pada 2026
Asal tahu saja, Menkeu Sri Mulyani menyebut terjadi surplus APBN sebesar Rp 4,3 triliun pada April 2025, dengan porsi penerimaan dan belanja mencapai 27% dan 22,3% dari target tahunan. Capaian ini merupakan arah balik dari deficit APBN yang selama ini terjadi tiga bulan berturut-turut sejak awal tahun.
"Hal ini menunjukkan di tengah masa transisi, APBN 2025 tetap mampu berfungsi optimal di dalam menunjang pelaksanaan program prioritas pemerintah yang dirasakan oleh rakyat," terang Menkeu Sri Mulyani, Selasa (20/5).
Ia menyebut, surplus ini dikarenakan pendapatan negara lebih besar dibandingkan belanja negara. Tercatat, pendapatan negara hingga April 2025 mencapai Rp 810,5 triliun atau 27% dari target. Sementara itu, belanja negara sudah terealisasi sebesar Rp 806,2 triliun atau 22,3% dari target.
Selanjutnya: CNAF Bidik Pembiayaan Kendaraan Ramah Lingkungan Rp665 Miliar di 2025
Menarik Dibaca: Mulai 1 Juni, KAI Hadirkan Kereta Suite Class Compartment di KA Argo Bromo Anggrek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News