kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.820   -41,00   -0,24%
  • IDX 6.442   73,17   1,15%
  • KOMPAS100 923   0,44   0,05%
  • LQ45 723   -0,82   -0,11%
  • ISSI 202   3,78   1,91%
  • IDX30 377   -0,84   -0,22%
  • IDXHIDIV20 459   0,93   0,20%
  • IDX80 105   -0,21   -0,20%
  • IDXV30 112   0,60   0,54%
  • IDXQ30 124   -0,13   -0,11%

Pemerintah Targetkan Lelang SBN pada Kuartal II-2025 Sebesar Rp 190 Triliun


Selasa, 15 April 2025 / 19:18 WIB
Pemerintah Targetkan Lelang SBN pada Kuartal II-2025 Sebesar Rp 190 Triliun
ILUSTRASI. Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Tabungan Seri ST014 di Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/4/2025). Kementerian Keuangan akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada periode Kuartal II-2025.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Strategi front loading dalam menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) masih menjadi upaya Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk membiayai program-program pemerintah tahun 2025 ini.

Kemenkeu akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) di periode Kuartal II-2025.

Dalam situs resmi Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kemenkeu, pemerintah menargetkan lelang SBN sebesar Rp 190 triliun selama periode April sampai Juni 2025.

Baca Juga: Rupiah Cetak Rekor Buruk di Awal Kuartal II, Begini Proyeksi Kedepannya

Jika ditotal dari realisasi kuartal I-2025 yang sebesar Rp 282,6  triliun, maka jumlah penarikan utang baru negara akan mencapai Rp 472,6 triliun , atau sekitar 73,54% dari target penerbitan SBN di tahun ini.

Adapun jadwal lelang SBN pada Kuartal II-2025 direncanakan sebanyak 11 kali lelang. Perinciannya, bulan April sebanyak tiga kali lelang, Mei sebanyak empat kali lelang, dan Juni sebanyak empat kali lelang.

Sayangnya Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto belum menjawab kepada Kontan saat dikonfirmasi terkait hal tersebut.

Global Market Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto mengatakan, target penerbitan SBN oleh pemerintah tersebut menunjukkan indikasi bahwa pemerintah membutuhkan pendanaan besar untuk membiayai dan mempercepat realisasi program-program Presiden Prabowo Subianto di tahun ini dengan cepat. 

Baca Juga: BUMA Internasional (DOID) Tuntaskan Akuisisi Dawson Complex pada Kuartal II-2025

Menurutnya, kebutuhan pendanaan tersebut terutama digunakan untuk pembangunan, sehingga cepat terakselerasi realisasinya agar masyarakat juga bisa cepat merasakan dampak dari kebijakan pembangunan pemerintah.

"Jangan sampai pemerintah terlambat merealisasikan program prioritas yang memang memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk perekonomian. Jadi itu kan butuh dana, pemerintah ingin segera mengakselerasi pendanaan yang diharapkan bisa tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi kita untuk tetap stabil di kisaran level 5%,"ungkapnya kepada Kontan, Selasa (15/4).

Lebih lanjut Myrdal menyampaikan, program pemerintah terutama yang memiliki multiplier effect kepada pertumbuhan ekonomi perlu diakselerasi, seperti program akan bergizi gratis, program pembangunan untuk kualitas SDM, pembangunan yang berorientasi pada hilirisasi, hingga akselerasi investasi melalui Danantara.

Selain itu, Ia juga menilai penarikan utang baru dari penerbitan SBN di Kuartal II-2025 menunjukkan indikasi bahwa pemerintah ingin memanfaatkan momentum penundaan kebijakan tarif dagang yang dikenakan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump selama 90 hari tersebut.

Baca Juga: Ekonom Prediksi Laju Inflasi Naik Kuartal II-2025 Terdorong Tarif Listrik Normal &BBM

"Pemerintah kelihatannya ambil momentum mumpung kondisi pasar keuangan juga saat ini mulai kondusif, terutama setelah ada pelonggaran waktu penerapan kebijakan tarif resiprokal oleh Trump selama 90 hari. Dan ini digunakan dengan baik oleh pemerintah untuk melakukan strategi funding atau pendanaan," ungkapnya.

Adapun melihat kondisi pasar bond saat ini, Myrdal melihat tawaran yield SBN masih akan menarik dan cukup stabil. Jika adanya penurunan suku bunga dari Bank Sentral AS atau Fed Rate yang diikuti oleh penurunan BI Rate, sehingga ini akan membuat tawaran yield menjadi turun.

"Sehingga Ini kelihatan pemerintah selain untuk mengantisipasi dari perkembangan dinamika global, kelihatannya pemerintah ingin melakukan pendanaan untuk kebutuhan pembiayaan pembangunan," terang Myrdal.

Selanjutnya: PTPP Raih Kontrak Baru Sebesar Rp 6,27 Triliun Per Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Besok (16/4) di Jawa Tengah, Antisipasi Hujan di Daerah Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×