Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Kementerian Pekerjaan Umum mengusulkan dua proyek air minum dalam skema kerjasama pemerintah dengan swasta atau public private partnership (PPP). Proyek ini akan masuk dalam skema PPP tahap kedua.
Kepala BPPSPAM Rachmat Karnadi mengaku sudah mengusulkan kedua proyek ini kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Menurutnya, kedua proyek tersebut paling siap ditawarkan ke investor dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.
Kedua proyek tersebut adalah proyek air minum Way Rilau, Bandar Lampung, senilai US$ 38 juta dan Jatiluhur senilai US$ 189,3 juta. "Tapi keputusan dari usulan itu akan ditetapkan oleh BKPM mana yang bisa masuk dalam show case, mana yang tidak," kata Rachmat, Senin (1/8).
Sembari menunggu keputusan, Rachmat mengatakan, pihaknya akan menyelesaikan studi kelayakan proyek Jatiluhur. Dia bilang, hingga saat ini studi kelayakan tersebut belum selesai.
Direktur Kerjasama Pemerintah Swasta Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bastari Indra Pandji bilang, dua proyek air minum tersebut memang merupakan bagian dari 13 proyek PPP tahap kedua yang akan ditawarkan pemerintah. Selain dua proyek air minum itu, ia pun berharap proyek air minum Maros juga bisa segera ditawarkan.
Berdasarkan data Bappenas, ada enam proyek air minum senilai US$ 311,47 juta yang akan ditawarkan pada investor swasta dengan skema PPP. Keenam proyek tersebut, ialah Bandar Lampung senilai US$ 38 juta, Jatiluhur US$ 189,3 juta, Pondok Gede US$ 22,43 juta, Surakarta US$ 6,74 juta, Tukad Unga US$ 43,50 juta, dan Maros senilai US$ 11,50 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News