Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Test Test
JAKARTA. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akhirnya menyepakati besaran asumsi lifting minyak dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera (APBN) 2009 sebesar 960.000 barel/hari. Jumlah itu lebih tinggi 10.000 barel dari usulan pemerintah yang disampaikan kepada DPR.
Koordinator Panitia Kerja Asumsi RAPBN 2009 Harry Azhar Aziz mengatakan bahwa asumsi lifting sebesar 960.000 barrel/hari sudah termasuk swab (tambahan) 50.000 barel/hari. Kesepakatan itu diambil dalam rapat kerja antara pemerintah dan DPR pada Selasa (9/9) malam lalu. Menurut Harry, dengan angka lifting sebesar 960.000 barel/hari, berarti terjadi penurunan sebesar 1,8% dari target tahun 2008 sebesar 977.000 barel/hari.
"Untuk itu DPR menghendaki agar pengolahan dan eksplorasi dilakukan lebih agresif sehingga gejala penurunan ilmiah atau declining rate menjadi minimal," kata Harry, Rabu (10/9). DPR berharap, pada tahun-tahun selanjutnya pemerintah bisa memprediksi lebih dini dalam bentuk roadmap yang jelas berapa lifting minyaknya.
Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Syahrial Loetan mengatakan, untuk mencapai angka lifting sebesar 950.000 barel/hari saja sudah berat apalagi di angka 960.000 barel/hari. "Untuk itu pemerintah terutama Departemen ESDM harus bekerja keras untuk mencapai angka itu karena berarti harus ada sumber baru dalam waktu dekat," tutur Syahrial.
Dengan kesepakatan lifting sebesar itu, Syahrial mengusulkan review pencapaian target harus lebih sering dilakukan dari kebiasaan sebelumnya. Kalau dulu hanya setahun sekali, sekarang mungkin tiga bulan sekali. Review bisa dilakukan bersamaan dengan pembahasan APBN perubahan. "Kalau tidak masuk, ya harus segera disesuaikan," katanya.
Tercapainya kesepakatan besaran lifting minyak melengkapi asumsi makro RAPBN 2009 yang telah disetujui sebelumnya. Antara lain, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tiga bulan sebesar 8%, kurs rupiah Rp 9.100 per US$, dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar US$ 100/barrel. "Asumsi yang harus diselesaikan dalam rapat berikutnya tinggal angka pertumbuhan ekonomi dan target inflasi pada 2009," katanya.
Untuk angka pertumbuhan ekonomi 2009, pemerintah dan DPR masih berbeda pendapat. DPR berharap angka pertumbuhan ekonomi 6,4%, sedangkan pemerintah maunya di angka 6,3%. Sedangkan inflasi, pemerintah mengusulkan 6,5% dan DPR 6,2%.