Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup terus melakukan upaya untuk memberikan pengertian pada masyarakat agar tak sembarangan membakar hutan atau lahan gambut. Apalagi, menjelang musim panas tahun ini yang diperkirakan berlangsung pada pertengahan tahun sekitar Juli sampai Agustus.
Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya mengatakan, instansinya telah mengerahkan tenaga ahli untuk menjelaskan pada masyarakat soal pencegahan kebakaran hutan.
“Kami terus sosialisasikan kepada masyarakat, misalnya di Riau untuk tidak membakar lahan di sekitar mereka,” kata dia saat Meeting Bilateral Green Technology Mission, Selasa (4/3).
Persoalannya, menurut Balthasar, seringkali kendala yang diahadapi adalah masyarakat tidak tahu dampak yang ditimbulkan akibat ulahnya membakar hutan.
Karena itu, Balthasar mengaku mengaku, dengan kondisi saat ini pihaknya sulit mencegah aksi pembakaran hutan. Alhasil, upaya yang harus dilakukan adalah dengan membangun kesadaran masyarakat sekitar hutan.
“Kami memberitahu mereka dampak yang ditimbulkan bisa berbahaya bagi lingkungan dan bagi mereka sendiri. Dengan begitu mereka akan berpikir lagi sebelum melakukannya,” ujar Balthasar.
Meski demikian, bagi perusahan yang terbukti melakukan pembakaran hutan, pemerintah akan tetap menyeret pelakunya ke jalur hukum.
Catatan saja, Riau memang menjadi daerah yang sering mengalami kebakaran hutan. Selain karena cuaca yang memasuki musim panas, disana juga menjadi tempat yang menarik untuk dijadikan lahan perkebunan.
Karena itu, banyak masyarakat yang dengan sengaja membakar hutan untuk dijadikan perkebunan. Tercatat sudah 20.000 hektare hutan dan lahan di Riau yang terbakar. Paling banyak terjadi di Kabupaten Bengkalis, Meranti, Rokan Hilir, Pelalawan dan Dumai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News