Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Dikky Setiawan
Jakarta. Tahun 2014 masih baru saja memasuki bukan ketiga. Tapi kasus kebakaran hutan sudah kembali terjadi. Tercatat ada 167 titik panas yang terpantau, 70 titik di antaranya ada di Propinsi Riau, sisanya ada Kalimantan.
Pekatnya asap yang timbul akibat kebakaran itu membuat pemerintah harus bekerja keras memadamkannya.
Sonny Partono, Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan mengatakan, untuk mengatasi kebakaran hutan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menjatuhkan bom air.
“Hari ini ada tiga lokasi yang dijatuhi bom air yaitu di Dumai, Bengkalis dan Rokan Hilir,” ujarnya saat dihubungi Kontan, Minggu (2/3).
Pengeboman air terhadap lokasi kebakaran dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Keberhasilan cara itu juga dipengaruhi suhu udara, karena air yang mengguyur lahan yang terbakar tidak serta merta mematikan api yang ada di bawah lahan gambut.
“Kadang perlu beberapa hari untuk memadamkan api, tidak langsung satu guyuran. Bisa jadi di atas kelihatan sudah padam, tapi ternyata api masih ada dibawah, apalagi lahan gambut. Semua juga tergantung sumber air, jika jauh dari sungai maka proses akan semakin lama,” jelas Sonny.
Sebanyak dua pesawat dikerahkan dalam upaya pengemboman air ini. Memadamkan hutan dengan bom air dilakukan bila hujan tak juga mengguyur lahan yang terbakar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News