kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BPS: Defisit neraca dagang Juli bersifat temporer


Selasa, 15 Agustus 2017 / 18:31 WIB
BPS: Defisit neraca dagang Juli bersifat temporer


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Juli tahun ini mengalami defisit sebesar US$ 271,2 juta. Namun, defisit tersebut diperkirakan hanya bersifat sementara.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, neraca perdagangan Indonesia tahun 2014 mengalami defisit mencapai US$ 2,2 miliar dengan kombinasi surplus dan defisit di setiap bulannya. Hal itu dipengaruhi oleh harga komoditas yang jeblok.

Namun, di tahun 2015, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus US$ 7,7 miliar. Dengan catatan, seluruh bulan mengalami surplus, kecuali November dan Desember mencatat defisit.

Di tahun 2016, neraca dagang mencatat surplus US$ 9,5 miliar dengan catatan seluruh bulan surplus. "Di tahun 2017, hampir seluruh bulan surplus di atas U$ 1 miliar. Baru saat ini defisit tipis dengan tren yang ada saya lihat ini temporer karena pergeseran-pergeseran," kata Suhariyanto, Selasa (15/8).

Pergeseran yang dimaksud, yaitu di tahun ini Lebaran jatuh di bulan Juni sementara di tahun lalu lebaran jatuh di bulan Juli. Hal itu menyebabkan kenaikan baik ekspor maupun impor.

BPS mencatat nilai ekspor Juli sebesar US$ 13,62 miliar, naik 16,83% dibanding Juni dan naik 41,12% year on year (YoY). Sementara impor Juli tercatat sebesar US$ 13,89 miliar, naik 39% dibanding bulan sebelumnya dan naik 54,02% YoY.

Menurut Suhariyanto, kenaikan impor tersebut cukup menggembirakan lantaran kenaikan terjadi pada impor bahan baku dan barang modal dibanding bulan sebelumnya. Sementara impor barang konsumsi turun dibanding bulan sebelumnya.

"(Impor barang baku) penting karena menggerakkan di industri di dalam negeri dan barang modal akan menggerakkan PDB," tambah dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×