Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejalan dengan penahanan suku bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini di level 4,25%, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini lebih baik dari perkiraan sebelumnya.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pihaknya menyambut baik proyeksi IMF terhadap perekonomian global di tahun ini menjadi r 3,6% dan tahun depan menjadi 3,7%.
Ada beberapa faktor penunjang, antara lain Ekonomi China diperkirakan meningkat. "Tentu bagi kita ini kesempatan," kata Agus di kantornya, Kamis (19/10).
Harga komoditas juga ikut membaik. Begitu pula dengan volume perdagangan dunia yang tahun ini diperkirakan naik dua kali dibanding tahun 2016.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini akan tetap berada di kisaran 5%-5,4%, dengan titik tengah pada kisaran 5,1%-5,2%.
Sebelumnya, bank sentral meramal pertumbuhan ekonomi akan berada di batas bawah kisaran 5,1%-5,2%.
Dody bilang, membaiknya pertumbuhan ekonomi tahun ini, didorong oleh konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah yang berdampak pada perbaikan investasi, dan kinerja ekspor.
Dari sisi konsumsi rumah tangga, perbaikan ditopang oleh penyaluran gaji ke-13 PNS dan penyaluran bantuan sosial. Tak hanya itu, realisasi belanja barang pemerintah yang tinggi juga turut mendorong konsumsi.
Bank sentral memperkirakan konsumsi rumah tangga mulai membaik, ditandai dari perbaikan penjualan ritel, yaitu tumbuh 2,3%-2,4% di September 2017.
Perbaikan konsumsi rumah tangga, lanjut Dody, juga dipengaruhi pelonggaran suku bunga oleh Bank Indonesia.
Dampak pelonggaran moneter diperkirakan akan berlanjut . "Itu semua pengaruh ke konsumsi masyarakat yang diperkirakan akan lebih baik pada kuartal keempat ini," kata Dody, Kamis (19/10).
Konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan mendorong investasi tumbuh tinggi. Khususnya, investasi non bangunan yang terlihat dari naiknya penjualan alat berat dan mesin-mesin untuk industri pengolahan.
Sementara dari sisi ekspor, perbaikan didukung oleh sektor tambang, batubara, logam, nikel, dan tembaga yang mulai tumbuh. "Ekspor yang basis komoditi ini menunjukkan kinerja yang membaik pada tahun ini," ucapnya.
Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama ditopang oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), khususnya perbaikan sektor industri makanan dan minuman. Sektor industri pengolahan juga membaik karena perbaikan harga komoditas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News