Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) bulan ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI 7-Days Reverse Repo Rate) di level 4,25%. Dengan demikian, deposit facility tetap 3,5% dan lending facility tetap 5%.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, pihaknya mengakui bahwa pergerakan rupiah belakangan ini sangat dipengaruhi kondisi eksternal. "Sehingga harus kami waspadai," kata Dody, Kamis (19/10).
Sejak akhir September lalu, kurs rupiah mengalami pelemahan. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), sepekan terakhir di bulan September, kurs rupiah melemah ke level Rp 13.300-Rp 13.400 per dollar AS. Sementara pada 19 Oktober 2017, kurs rupiah melemah ke level Rp 13.521 per dollar AS.
Selain rupiah, Dody mengaku bahwa Bank Indonesia mewaspadai sejumlah risiko eksternal lainnya. Yaitu rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) di Desember 2017, normalisasi neraca The Fed yang dimulai akhir Oktober 2017, dan transisi kepemimpinan The Fed.
Selain itu, terdapat risiko geopolitik yang berasal dari Spanyol dan proses transisi kepemimpinan di beberapa negara Eropa. Di Asia, terdapat risiko geopolitik yang berasal dari semenanjung Korea.
Di sisi lain, BI melihat tekanan inflasi saat ini relatif terjaga. Pihaknya menilai, tingkat suku bunga acuan saat ini juga telah memadai untuk menjaga inflasi sesuai target sasaran sebesar 4% plus minus 1%.
Sementara itu, BI melihat perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 akan tumbuh lebih baik dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,01%. Hal itu didukung oleh ekspansi fiskal dan pelonggaran kebijakan moneter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News