kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

BI Perluas Kerjasama Pemakaian Transaksi Uang Lokal demi Kurangi Ketergantungan Dolar


Sabtu, 26 Agustus 2023 / 07:53 WIB
BI Perluas Kerjasama Pemakaian Transaksi Uang Lokal demi Kurangi Ketergantungan Dolar
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kerja sama local currency transaction atau LCT akan mampu mendorong stabilitas ekonomi makro dan keuangan, serta bermanfaat untuk mengatasi meningkatnya kerentanan eksternal di negara-negara berkembang.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar AS, Bank Indonesia (BI) terus memperluas kerja sama penggunaan mata uang lokal atau local currency transaction (LTC) dengan -negaranegara ASEAN.

BI menilai, langkah tersebut sangat penting untuk dilakukan di tengah berbagai tantangan global, salah satunya kebijakan The Fed.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kerja sama local currency transaction atau LCT akan mampu mendorong stabilitas ekonomi makro dan keuangan, serta bermanfaat untuk mengatasi meningkatnya kerentanan eksternal di negara-negara berkembang.

Baca Juga: Mata Uang BRICS Bisa Menggantikan Dolar AS? Ekonom Nilai Itu Konyol

BI juga telah menggandeng kerja sama LCT dengan beberapa negara, seperti Thailand, Malaysia, Cina dan Jepang. Instrumen transaksi yang dilayani juga diperluas dari semula hanya untuk perdagangan, maka kini bisa digunakan untuk transaksi keuangan.

Bahkan, perluasan tersebut juga sudah disepakati oleh Malaysia dan Thailand pada pertemuan, Jumat (25/8).

"Dengan itu, maka kita tidak hanya memfasilitasi investasi dan perdagangan tapi juga memastikan resiliensi terhadap ketidakpastian dari nilai tukar dan The Fed," ujar Perry di Hotel Mulia Jakarta.

Sebelumnya, Perry memperkirakan masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan dari The Federal Reserve (The Fed) pada bulan September 2023. Bahkan, besaran kenaikan suku bunga acuan ini dua kali liupat dari perkiraan sebelumnya.

Hal ini seiring dengan tingkat inflasi AS yang masih tinggi serta ketatnya pasar tenaga kerja di negara Paman Sam.

Sebagai informasi, dolar AS menjadi mata uang utama dalam perdagangan internasional, transaksi keuangan dan cadangan devisa negara-negara lain. Nah, melalui kerja sama ini akan mendorong pengurangan dolar AS dalam transaksi keuangan global maupun perdagangan internasional.

Baca Juga: Mengenal Instrumen Moneter Baru BI Dalam Menjaga Stabilitas Rupiah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×