Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus memperluas kerja sama dengan banyak negara ASEAN guna mengurangi ketergantungan dolar Amerika Serikat (AS) melalui penggunaan mata uang lokal atau local currency transaction (LTC).
BI menilai, langkah tersebut sangat penting untuk dilakukan di tengah berbagai tantangan global, salah satunya kebijakan The Fed.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kerja sama LCT akan mampu mendorong stabilitas ekonomi makro dan keuangan, serta bermanfaat untuk mengatasi meningkatnya kerentanan eksternal di negara-negara berkembang.
BI juga telah menggandeng kerja sama LCT dengan beberapa negara, seperti Thailand, Malaysia, Cina dan Jepang. Instrumen transaksi yang dilayani juga diperluas dari semula hanya untuk perdagangan, maka kini bisa digunakan untuk transaksi keuangan.
Bahkan, perluasan tersebut juga sudah disepakati oleh Malaysia dan Thailand pada pertemuan, Jumat (25/8).
"Dengan itu, maka kita tidak hanya memfasilitasi investasi dan perdagangan tapi juga memastikan resiliensi terhadap ketidakpastian dari nilai tukar dan The Fed," ujar Perry di Hotel Mulia Jakarta.
Sebelumnya, Perry memperkirakan masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan dari The Federal Reserve (The Fed) pada bulan September 2023. Bahkan, besaran kenaikan suku bunga acuan ini dua kali liupat dari perkiraan sebelumnya.
Hal ini seiring dengan tingkat inflasi AS yang masih tinggi serta ketatnya pasar tenaga kerja di negara Paman Sam.
Sebagai informasi, dolar AS menjadi mata uang utama dalam perdagangan internasional, transaksi keuangan dan cadangan devisa negara-negara lain. Nah, melalui kerja sama ini akan mendorong pengurangan dolar AS dalam transaksi keuangan global maupun perdagangan internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News