Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. ASEAN+3 Macroeconomics Research Office (AMRO) memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 menjadi 4,8% dan 4,7% pada tahun 2026.
Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5% pada 2025 dan 5,1% pada 2026.
Group Head and Principal Economist AMRO, Allen Ng mengatakan bahwa proyeksi tersebut telah memperhitungkan pengenaan tarif impor Trump 19% untuk Indonesia.
"Kalau boleh saya klarifikasi juga bahwa prospek terbaru kami sebenarnya sudah memasukkan tarif 19% untuk Indonesia. Jadi, itulah asumsi dasar kami tentang tarif untuk Indonesia," ujar Allen dalam Konferensi Pers yang dipantau secara virtual, Rabu (23/7).
Baca Juga: OECD Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Ini Kata OJK
Ia menambahkan bahwa pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut mencerminkan dampak dari tarif tersebut, terutama terhadap sisi permintaan domestik yang sedikit melemah.
"Saya rasa revisi ke bawah pada proyeksi pertumbuhan kami mencerminkan dampaknya terhadap melemahnya permintaan domestik kami," imbuhnya.
Sementara itu, Chief Economist AMRO, Dong He menambahkan, ekonomi Indonesia masih cukup tangguh dalam menghadapi tekanan eksternal seperti tarif perdagangan global, berkat fondasi permintaan domestik yang masih kuat.
"Indonesia tentu saja adalah negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN. Pasar domestiknya sangat besar. Jadi dalam hal ini, Indonesia kurang rentan karena kurang terbuka terhadap perdagangan internasional," jelasnya.
Kendati begitu, ia menekankan pentingnya diversifikasi pasar ekspor. Saat ini, China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia, dengan porsi lebih dari dua kali lipat dibandingkan AS yang menyumbang sekitar 10% ekspor nasional.
Baca Juga: OECD Kembali Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Jadi 4,7%
"Jadi, pasar terbesar Indonesia sebenarnya adalah Tiongkok (China), bukan AS. Jadi, saya rasa Indonesia cukup terlindungi dari gelombang tarif baru ini," imbuh Dong He.
Sebagai penutup, Dong He menyebut bahwa hasil konsultasi terbaru AMRO menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia sedang berada dalam kondisi baik.
"Konsultasi kami baru-baru ini dengan Indonesia menunjukkan bahwa perekonomian memang berjalan sangat baik. Momentum pertumbuhan yang didorong oleh permintaan domestik pun terlihat jelas. Baik kebijakan moneter maupun fiskal masih memiliki banyak ruang untuk mendukung perekonomian jika diperlukan," pungkasnya.
Selanjutnya: Garudafood Tuntaskan Transformasi Digital dengan Dukungan SAP dan IBM Consulting
Menarik Dibaca: Garudafood Tuntaskan Transformasi Digital dengan Dukungan SAP dan IBM Consulting
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News