Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Negara-negara berkembang, yang menyumbang 60% dari pertumbuhan ekonomi dunia, diprediksi menghadapi prospek pertumbuhan terlemah sejak tahun 2000, menurut laporan terbaru Bank Dunia: Global Economic Prospects.
Meski ekonomi global diperkirakan stabil dalam dua tahun ke depan, negara-negara berkembang diproyeksikan semakin sulit mengejar pendapatan negara maju.
Ekonomi dunia diprediksi tumbuh 2,7% pada 2025 dan 2026, sama seperti tahun 2024, karena inflasi dan suku bunga mulai turun. Namun, pertumbuhan negara berkembang yang diperkirakan sebesar 4% masih belum cukup untuk mengurangi kemiskinan dan mencapai tujuan pembangunan lainnya.
Baca Juga: World Bank Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 dan 2026 Stagnan di Level 5,1%
Pada awal abad ke-21, negara-negara berkembang mencatat pertumbuhan ekonomi tercepat sejak tahun 1970-an. Tetapi, setelah krisis keuangan global 2008-2009, pertumbuhan melambat.
Investasi asing ke negara berkembang kini hanya separuh dari awal tahun 2000-an, dan pembatasan perdagangan internasional terus meningkat.
Akibatnya, pertumbuhan ekonomi di negara-negara ini turun dari 5,9% di tahun 2000-an menjadi 3,5% di tahun 2020-an.
"25 tahun ke depan akan menjadi masa yang lebih berat bagi negara-negara berkembang dibandingkan 25 tahun terakhir," ujar Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior untuk Ekonomi Pembangunan Grup Bank Dunia, Indermit Gill, dalam keterangan resminya, Kamis (16/1).
Indermit menyebut, utang yang tinggi, lemahnya investasi dan dampak perubahan iklim menjadi tantangan besar.
"Muncul hambatan yang menakutkan seperti beban utang yang tinggi, pertumbuhan investasi dan produktivitas yang lemah dan meningkatnya biaya perubahan iklim," katanya.
Oleh karena itu, negara-negara berkembang perlu fokus pada reformasi dalam negeri untuk menarik lebih banyak investasi, memperkuat hubungan dagang, dan memanfaatkan sumber daya dengan lebih efisien.
Meskipun begitu, negara berkembang kini memiliki peran yang lebih besar dalam ekonomi global. Mereka menyumbang 45% dari ekonomi dunia, naik dari 25% di tahun 2000. Ekspor antarnegara berkembang juga meningkat dua kali lipat, menjadi lebih dari 40% dari total perdagangan mereka.
Baca Juga: Survei BI Mencatat Kegiatan Dunia Usaha Turun di Kuartal IV-2024
Namun, negara berkembang masih sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi negara maju. Pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat, kawasan Eropa, dan Jepang memiliki pengaruh besar terhadap kesejahteraan negara-negara berkembang.
“Dalam dunia yang dibentuk oleh ketidakpastian kebijakan dan ketegangan perdagangan, negara-negara berkembang akan membutuhkan kebijakan yang berani dan berjangkauan luas untuk memanfaatkan peluang yang belum dimanfaatkan untuk kerja sama lintas batas,” kata Wakil Kepala Ekonom Bank Dunia dan Direktur Prospects Group, M. Ayhan Kose.
Untuk itu, Bank Dunia merekomendasikan beberapa langkah penting, seperti memperkuat infrastruktur transportasi, menyederhanakan proses bea cukai, dan meningkatkan kerjasama dengan negara berkembang lainnya. Kebijakan ekonomi yang kuat juga diperlukan untuk menghadapi ketidakpastian global dan menciptakan peluang baru.
"Terakhir, kebijakan ekonomi makro yang baik di dalam negeri akan memperkuat kapasitas mereka untuk menavigasi ketidakpastian prospek global," katanya.
Selanjutnya: Ini 3 Kripto Meme Coin yang Digadang Hasilkan Cuan di 2025
Menarik Dibaca: Ini 3 Kripto Meme Coin yang Digadang Hasilkan Cuan di 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News