Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Menanggapi hal tersebut, Mikail bilang smelter dan ekonomi digital nampaknya belum banyak berdampak besar terhadap defisit neraca perdagangan. Dia menyarankan pemerintah mendorong industri yang dapat meningkatkan ekspor dan bisa memangkas impor.
Baca Juga: Pemerintah optimistis penanaman modal hingga akhir tahun ini capai Rp 792 triliun
“Industri kimia dasar yakni petrokimia dan migas biar tidak ketergantungan impor,” tutur Mikail.
Kata Mikail, masalahnya selama ini investasi langsung masih di sektor pembangkit listrik, properti, dan pertambangan. Yang mana ketiganya untuk kebutuhan dalam negeri dan tidak berorientasi ekspor.
Sementara optimisme pertumbuhan dari sektor pariwisata diramal akan berlimpah. Seiring dengan proyek infrastruktur pemerintah dan program 10 Bali Baru. “Investasi langsung dari pusat bisnis perhotelan,” kata dia.
Baca Juga: BKPM mencatat realisasi investasi sebesar Rp 395,6 triliun di semester I-2019
Mikail meramal sampai dengan akhir 2019 pertumbuhan investasi langsung dapat mencapai 3%. Dia menilai jika pemerintah dapat mencapai level pertumbuhan itu, sudah cukup baik. Sebab iklim saat saat ini masih dalam proses peralihan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News