Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah optimistis memandang investasi penanaman modal hingga akhir tahun ini. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan dapat mendulang investasi mencapai Rp 792 triliun sampai akhir 2019.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasi Lembong mengatakan tren investasi di tahun ini akan tumbuh. Dia melihat sejak akhir kuartal IV-2018 hingga kuartal II-2019 geliat investor berlanjut positif.
Thomas memaparkan kepercaya dirian investor kembali ke pasar Indonesia tersokong sentimen eksternal yakni tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang meredam. Dari sisi internal stabilitas politik mulai terasa pasca pengumuman Pilpres.
“Secara siklus politik memang setahun sebelum pemilu sudah pasti melambat, maka setelahnya tumbuh atau recovery. Stabilitas ekonomi jadinya sudah mulai terjamin,” kata Thomas dalam konferensi pers di kantor BKPM, Jakarta, Selasa (30/7).
Diakuinya investasi pada empat bulan pertama 2019, arus modal asing terkucur kencang. Ini menandakan Pemilu di Indonesia akan tertib dan damai. Namun, seminggu sebelum Pemilu terjadi capital out flow karena eskalasi perang dagang.
Kemudian, pada dua bulan ke belakang capatal inflow masuk ke domestik. “Net in-flow Juli arus modal juga bagus sampai Rp180 triliun, sebagiannya dari PMA, obligasi, dan pasar saham. Ini juga karena kenaikan rating S&P beberapa waktu lalu,” ungkap Thomas.
Dia menyampaikan di tahun ini ada tiga motor pertumbuhan ekonomi baru yang akan berdampak ke investasi. Pertama, industri smelter atau pengolahan logam.
Ekspor nikel Indonesia merupakan tiga terbesar di dunia untuk bahan baja anti karat. Sehingga gairah investasi diramal cukup gencar dengan pertumbuhan PMA industri pengolahan logam yang cukup signifikan.
Kedua, sektor ekonomi digital. Merebaknya e-commerce baik market place maupun moda transportasi online secara berkesinambungan bisa menstimulus sektor transportasi, telekomunikasi, pergudangan, sampai angkutan barang.
Ketiga, sektor pariwisata dan gaya hidup. Industri pariwisata dibilang Thomas dapat meningkatkan investasi. Apalagi sejalan dengan rencana Presiden Jowo Widodo yang akan membuat 10 Bali baru.
Sektor ini juga diyakini akan menstimulus gaya hidup dalam hal penggunaan media sosial, sehingga juga meningkatkan girah industri telekomunikasi.
Optimisme Thomas selaras dengan laporan realisasi BKPM yang menunjukkan pertumbuhan investasi di periode Januari-Juni 2019 mencapai Rp 395,6 triliun. Pencapaian ini sudah berkontribusi 49,9% dari target 2019.
Dari sisi Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 212,8 triliun atau naik 4% year on year (yoy). Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 182,8 triliun, angka ini lebih tinggi 16,4% dari periode sama tahun lalu.
Bila dilihat dari pencapaian kuartal II-2019 realisasi investasi mencapai Rp 200,5 triliun. Tumbuh 13,7% dibandingkan dengan periode sama tahun 2018. Angka ini pun menyumbang 25,3% terhadap target 2019.
Investasi penanaman modal rupanya memberikan dampak terhadap lapangan pekerjaan. Thomas menyampaikan realisasi investasi tersebut berhasil menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 255.314 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News