Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka ketimpangan pendapatan penduduk Indonesia atau gini ratio makin melebar. Pada bulan September 2024 angkanya meningkat menjadi 0,381, dari Maret 2024 yang sebesar 0,379.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, semakin tinggi nilai gini ratio maka semakin tinggi ketimpangan.
“Pada September 2024 terjadi ketimpangan sebesar 0,381, atau meningkat 0,02 basis poin dari Maret 2024,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Rabu (15/1).
Adapun ketimpangan di perkotaan lebih tinggi dibandingkan pedesaan. Ketimpangan di pedesaan mencapai 0,308 lebih tinggi 0,002 basis poin jika dibandingkan dengan maret 2024 yang mencapai 0,306.
Baca Juga: Terendah Sepanjang Sejarah, Total Penduduk Miskin RI Capai 8,57% dari Total Populasi
Sedangkan ketimpangan di perkotaan mencapai 0,402 atau lebih tinggi 0,003 basis poin dari Maret 2024 yang mencapai 0,399.
Lebih lanjut, Amalia mencatat, dari 38 provinsi, sebanyak 31 provinsi dengan tingkat ketimpangan dibawah rata-rata nasional. Sedangkan 7 provinsi lainnya memiliki ketimpangan di atas nasional.
Apabila dibandingkan dengan Maret 2024 provinsi yang mengalami ketimpangan tertinggi adalah Papua Tengah dengan penurunan 0,026 basis poin. Sebaliknya provinsi yang mengalami kenaikan ketimpangan tertinggi adalah Papua dengan peningkatan sebesar 0,043 basis poin.
“Tingkat ketimpangan tertinggi tercatat di provinsi DKI Jakarta sebesar 0,341, sedangkan tingkat kemiskinan terendah terjadi di Bangka Belitung dengan gini ratio 0,235,” kata Amalia.
Baca Juga: BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5,75%, Perry Ungkap Sejumlah Alasannya
Selanjutnya: Zulhas Beri Sinyal Anggaran Ketahanan Pangan Jadi Lebih Rp 150 Triliun di 2025
Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Sebut, Bitcoin Membuat Orang Menjadi Kaya dengan Mudah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News