Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, Juru Bicara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengapresiasi dibukanya keran ekspor CPO dari Indonesia. “Kami berterima kasih atas hasil pemungutan suara hari ini.
Kesepakatan perdagangan ini merupakan solusi yang saling menguntungkan untuk industri minyak sawit, untuk Indonesia, Swiss, dan untuk semua negara EFTA, dan akan membawa manfaat positif bagi konsumen dan eksportir Swiss, serta petani kecil Indonesia,” kata dia.
Baca Juga: Uni Eropa gencar tolak sawit Indonesia, tapi sangat butuh nikelnya
GAPKI berharap, kebijakan pemerintah Swiss akan membawa sinyal positif kepada negara-negara di Uni Eropa lainnya yang selama ini menstop ekspor CPO dari dalam negeri. GAPKI mengklaim komoditas ekspor andalan Indonesia punya kualitas terbaik dibandingkan eksportir negara lain.
“Terkait dengan keberlanjutan. Indonesia sedang melawan larangan Uni Eropa atas penggunaan minyak sawit sebagai bahan bakar nabati pada tahun 2021,” ujar Juru Bicara GAPKI.
Sementara itu, Swiss juga mengambil keuntungan atas perjanjian perdagangan tersebut. Sebab, bea masuk atas ekspor Swiss seperti keju, produk farmasi, dan jam tangan akan dibebaskan.
Selanjutnya: Ekspor menggeliat, Kemenkeu catat penerimaan Bea Keluar melesat 923%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News