Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 sebesar 5,02%. Pertumbuhan tersebut tak mencapai target pemerintah. Sementara pada awal 2020, tekanan ekonomi berpotensi berlanjut dan makin memperlambat laju pertumbuhan kuartal I-2020.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, kondisi global memang tidak begitu baik pada kuartal IV 2019. Itulah sebabnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2019 hanya 4,97%.
Baca Juga: Cegah perlambatan konsumsi rumah tangga untuk jaga pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020
Sementara di kuartal pertama tahun ini, Iskandar menilai laju pertumbuhan konsumsi masih tertekan lantaran faktor mewabahnya virus corona yang menghantam sektor pariwisata. “Ya mungkin (konsumsi) di kisaran 4,95% pada triwulan pertama,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (7/2).
Menyadari risiko perlambatan ekonomi dan dalam rangka mempertahankan daya beli masyarakat yang menjadi sumber pertumbuhan, pemerintah telah melakukan sejumlah antisipasi.
“Salah satunya dengan menurunkan suku bunga KUR (kredit usaha rakyat) menjadi 6% dan meningkatkan plafon KUR sebesar 37% menjadi Rp 140 triliun,” lanjut Iskandar.
Baca Juga: Ekonomi melambat, Sri Mulyani optimistis tetapi tetap waspada
Dengan kebijakan KUR tersebut, diharapkan geliat ekonomi pada kelompok masyarakat kelas menengah ke bawah tetap terjaga, baik dari sisi pendapatan maupun pengeluaran atau konsumsinya.
Ia pun meyakini, perlambatan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi hanya akan terjadi pada awal tahun. “Dengan percepatan pengeluaran anggaran (belanja) dan selesainya omnibus law, maka pertumbuhan konsumsi dan investasi akan meningkat di triwulan kedua,” tutur Iskandar.
Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina memperkirakan adanya risiko penurunan (downside risk) terhadap laju pertumbuhan PDB Indonesia di kuartal pertama ini.
Baca Juga: Stabilkan harga, puluhan ton bawang putih dan cabai digelontorkan di Jakarta
Terutama faktor tertekannya perekonomian sektor pariwisata akibat penurunan drastis jumlah wisatawan asal China. Sebab, wisatawan China mengambil porsi 12,8% dari total wisatawan asing yang datang ke Indonesia.
Selain itu, Dian mengatakan pemerintah sebaiknya mengantisipasi potensi tertundanya proyek-proyek investasi China ke depan.
“Serta dampak moderat terhadap inflasi komponen bergejolak (volatile food) yang umumnya dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas pangan karena porsi impor bawang putih kita yang cukup besar dari China,” tutur Dian.
Baca Juga: Kemenperin siap boyong ratusan pelaku industri ke Hannover Messe 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News