kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sri Mulyani: Wabah virus corona hapus optimisme perbaikan ekonomi global di 2020


Selasa, 28 Januari 2020 / 12:45 WIB
Sri Mulyani: Wabah virus corona hapus optimisme perbaikan ekonomi global di 2020
ILUSTRASI. JAKARTA,22/01-STABILITAS SISTEM KEUANGAN. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan pers seusai menggelar rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (22/1). Rapat KSSK menyimpulkan stabilitas


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian global sejatinya diharapkan mengalami perbaikan pada tahun 2020. Namun rentetan peristiwa yang terjadi secara global sepanjang Januari ini membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani tak begitu yakin lagi.

Dalam paparan Outlook Ekonomi 2020 kepada Komisi XI DPR RI, Selasa (28/1), Sri Mulyani menjelaskan optimisme perbaikan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan perdagangan global sebenarnya telah dirasakan sejak akhir tahun lalu. Akan tetapi, justru pada Januari ini optimisme tersebut memudar

“Semua outlook pada Fall (September-November) 2019 menggambarkan ekonomi dunia akan mengalami  recovery baik dari sisi pertumbuhan maupun perdagangan. Namun masuk Januari muncul risiko-risiko,” tuturnya.

Baca Juga: IHSG terkoreksi 1% pada sesi I, Selasa (28/1), virus corona terus menekan

Beberapa risiko itu, lanjut Sri Mulyani, ialah meningkatknya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran pasca penembakan Jenderal Soleimani. Tensi antara AS-Iran diperkirakan akan terus menghantui sentimen yang berasal dari kawasan Timur Tengah tersebut.

Selain itu, proses pemakzulan Presiden AS Donald Trump juga menimbulkan tensi politik di Negeri Paman Sam tersebut sehingga menimbulkan sentimen negatif bagi perekonomian.

Terakhir dan teranyar, merebaknya virus Corona dari China ke sejumlah negara di dunia. Hingga saat ini, jumlah negara yang terjangkit virus Corona mencapai 16 negara dengan total korban meninggal naik menjadi 106 orang.

Baca Juga: Rupiah terus melemah dan berada di Rp 13.656 per dolar AS

“Terjadinya virus Corona menimbulkan pesimisme yang menggulung ekonomi di Januari ini. Tahun baru China biasanya dianggap salah satu momentum China bisa memperbaiki pertumbuhan ekonominya melalui faktor domestik yaitu konsumsi tetapi kini tidak terealisasi dan kehilangan momentumnya,” ujar Menkeu.

Berbagai peristiwa yang memicu sentimen negatif di awal tahun ini, menurut Sri Mulyani, menunjukkan bahwa sumber risiko perekonomian semakin sulit terprediksi dan sangat volatile.

Risiko-risiko yang termaterialisasi pun membuat kepercayaan pelaku ekonomi dan pasar (confidence) terhadap perekonomian kembali melemah.

Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 4.474, meninggal 107, sembuh 63 (28/1 08:30 WIB)

Untuk itu, pemerintah berupaya untuk terus membaca dan melihat seluruh potensi risiko baik secara global maupun domestik. Di saat yang sama, pemerintah juga akan terus melihat potensi pertumbuhan ekonomi agar momentum tetap terjaga di tahun 2020 ini.

“Semua negara wajib selalu mewaspadai dan menyediakan instrumen kebijakan untuk terus tumbuh, tapi juga tidak buta terhadap environment yang sangat tidak pasti dan volatile. Kita terus melihat titik-titik rawan yang harus kita jaga agar tidak menimbulkan  spill-over ke dalam perekonomian,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×