kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.909.000   -24.000   -1,24%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Terlalu Tinggi, Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4% pada Tahun 2026 Dinilai Sulit Dicapai


Jumat, 15 Agustus 2025 / 20:57 WIB
Terlalu Tinggi, Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4% pada Tahun 2026 Dinilai Sulit Dicapai
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi 5,4% pada tahun 2026 dianggap masih sulit untuk dicapai, karena target yang ditetapkan terlalu tinggi. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.D - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi 5,4% pada tahun 2026 dianggap masih sulit untuk dicapai, meski pemerintah sudah menyiapkan berbagai agenda prioritas serta berharap investasi menjadi pendorong utama di tengah tantangan ekonomi global.

Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios), menganggap bahwa target tersebut tergolong overshoot sehingga memerlukan usaha lebih untuk mencapainya. 

Ia menjelaskan bahwa proyeksi permintaan untuk komoditas ekspor pada tahun depan masih menunjukkan perkembangan yang lambat, sementara tekanan eksternal bisa berdampak pada perlambatan investasi langsung di sektor manufaktur.

Baca Juga: Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,4% pada 2026, Menkeu: Butuh Investasi Rp 7.450 Triliun

"Targetnya masih overshoot dan perlu kerja keras bahkan untuk capai angka 5% di 2026," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Jumat (15/8).

Bhima mengatakan bahwa konsumsi rumah tangga sebagai komponen terbesar pembentuk PDB diprediksi akan menghadapi berbagai hambatan dari ketersediaan lapangan kerja serta perubahan pola belanja masyarakat. 

Di sisi lain, efisiensi penggunaan anggaran juga dinilai turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, khususnya di daerah.

"Komponen terbesar pembentuk PDB yakni konsumsi rumah tangga diperkirakan masih hadapi tantangan dari sisi kesempatan kerja, dan perubahan pola konsumsi," jelas Bhima.

Ia menegaskan bahwa komitmen pemerintah dalam pengembangan energi terbarukan adalah langkah penting yang bisa menjadi pendorong baru bagi pertumbuhan ekonomi. 

Menurut Bhima, hal ini berpotensi besar untuk menciptakan lapangan kerja baru serta memperkuat sektor industri manufaktur domestik.

"Sekarang kuncinya adalah mencari motor ekonomi baru yakni komitmen Prabowo soal energi terbarukan yang bisa mendorong penciptaan lapangan kerja dan industri manufaktur domestik," kata Bhima.

Baca Juga: Prabowo Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,4% pada 2026

David Ernest Sumual, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), mengatakan bahwa kebutuhan investasi untuk mencapai target pertumbuhan 5,4% sangat relatif. 

Hal ini tergantung pada seberapa efisien dan produktif investasi tersebut dalam mendorong output.

"Relatif ya kalau ditanya nominal investasinya karena tergantung efisiensi dan produktivitas dari investasi tersebut untuk dorong output," ujar David kepada Kontan.co.id, Jumat (15/8/2025).

Ia menekankan pentingnya mendorong ICOR (incremental capital output ratio) ke kisaran 3 hingga 4, seperti negara-negara tetangga. 

Saat ini, posisi ICOR Indonesia masih berada di atas 6, yang menunjukkan produktivitas investasi masih rendah.

"Kita harus dorong ICOR (incremental capital output ratio) ke arah 3-4 seperti negara-negara tetangga dari posisi sekarang di atas 6," kata David.

Menurut David, peningkatan efisiensi tersebut bisa dicapai melalui deregulasi dan pemangkasan birokrasi. 

Di sisi lain, ia menekankan bahwa meski investasi menjadi kunci untuk mencapai target 5,4%, perlambatan ekonomi global akan tetap menjadi tantangan. 

"Cara mendorong ICOR-nya dengan Deregulasi dan pangkas birokrasi. Dan menurut saya, target 5,4% itu kuncinya di investasi tapi ekonomi global memang masih relatif lambat," tambah David.

Selanjutnya: OJK Longgarkan Aturan Gadai, PPGI Yakin Persaingan Jadi Lebih Sehat

Menarik Dibaca: 7 Kesalahan Tata Letak Dapur yang Bikin Ruangan Tidak Nyaman, Menurut Desainer

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×