kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.425.000   10.000   0,41%
  • USD/IDR 16.643   -42,00   -0,25%
  • IDX 8.617   68,26   0,80%
  • KOMPAS100 1.189   7,78   0,66%
  • LQ45 855   3,60   0,42%
  • ISSI 305   2,18   0,72%
  • IDX30 439   -0,22   -0,05%
  • IDXHIDIV20 509   2,81   0,56%
  • IDX80 133   0,64   0,48%
  • IDXV30 139   1,08   0,78%
  • IDXQ30 140   0,30   0,22%

Sri Mulyani: Indonesia Jangan Hanya Jadi Ajang Kepentingan Persaingan Global


Kamis, 07 Agustus 2025 / 11:33 WIB
Sri Mulyani: Indonesia Jangan Hanya Jadi Ajang Kepentingan Persaingan Global
ILUSTRASI. Dunia tengah mengalami perubahan geopolitik, menteri keuangan Sri mulyani: Indonesia jangan hanya jadi ajang persaingan global.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan bahwa dunia tengah mengalami perubahan geopolitik yang sangat fundamental, dengan meningkatnya persaingan antarnegara untuk menciptakan hegemoni dan memperluas pengaruh global.

Dalam situasi ini, Indonesia harus memilih peran untuk sekadar menjadi ajang pertarungan kepentingan global, atau menjadi pelaku aktif yang menentukan arah kebijakannya sendiri.

"Kalau kita hanya menjadi ajang, berarti ini adalah tempat pertempuran dari pengaruh-pengaruh seluruh dunia. Kalau kita ingin menjadi pelaku, berarti kita sendiri yang harus menyiapkan," ujar Sri Mulyani dalam acara Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia Tahun 2025, Kamis (7/8).

Baca Juga: Sebanyak 75% Perusahaan Asuransi Sudah Penuhi Modal Minimum 2026

Menurutnya, posisi strategis Indonesia dari sisi geografi, demografi, dan ukuran ekonomi menjadikan negara ini tak terhindarkan dari pusaran kompetisi global.

Namun, untuk tidak menjadi korban atau objek belaka, Indonesia harus memperkuat diri dengan sumber daya manusia (SDM) unggul, pembangunan institusi, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi.

"Yang ada di ruangan ini adalah elite intelektual yang punya tanggung jawab besar terhadap posisi Indonesia agar tidak hanya sebagai ajang, tetapi juga menjadi pelaku di dalam pergaulan dunia yang hari-hari ini sangat sengit diisi dengan sentimen persaingan," katanya.

Sri Mulyani juga menekankan pentingnya resources, khususnya anggaran negara (APBN), sebagai instrumen kunci dalam mewujudkan cita-cita tersebut. 

Namun, peran APBN tak akan maksimal tanpa konsensus dan kerja sama yang kuat antara seluruh pemangku kepentingan.

Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi tidak lagi bisa mengandalkan penambahan tenaga kerja (labor) atau modal (capital) semata. 

Faktor penentu utama kemajuan ekonomi adalah peningkatan produktivitas total (total factor productivity), yang hanya bisa dicapai dengan sains dan teknologi.

"Oleh karena itu, negara-negara maju pasti investasi sangat besar di bidang sains, teknologi, riset, dan pendidikan," pungkasnya.

Baca Juga: Apindo Beberkan 4 Strategi Jaga Laju Pertumbuhan Ekonomi hingga 2029

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×