Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Indonesia dulu pernah berjaya sebagai negara pengekspor minyak dan gas. Tapi lama ternyata produksi minyak di dalam negeri dan konsumsi makin tak berimbang. Produksi minyak di Indonesia pun makin melorot. Tak ayal target lifting minyak sebesar 870 ribu barel per hari (bph) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 tidak bisa tercapai.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas Johanes Widjanarko mengatakan lifting minyak tahun ini tidak akan bisa mencapai 870 ribu bph. Berdasarkan pembahasan rencana kerja dan anggaran bersama para kontraktor kontrak kerja sama, tahun 2014 akan dicapai produksi 804 ribu bph. Ditambah 9 ribu bph dari optimalisasi seluruh program yang bisa diinventarisasi SKK Migas.
"Kita harapkan pada tahun 2014 ini akan ada produksi sebesar 813 ribu bph," ujar Johanes di Jakarta, Jumat (28/2). Angka ini, ungkapnya, adalah angka yang konservatif karena lapangan minyak dalam negeri sudah tidak cukup bagus dan tidak ada penemuan baru yang besar.
Rata-rata setahun 813 ribu bph tersebut telah disampaikan ke Kementerian Keuangan (Kemkeu). Inilah yang kemudian disampaikan Kemkeu dalam outlook terbaru APBN 2014 di mana lifting minyak diturunkan di kisaran 800 ribu bph-830 ribu bph.
Adapun tahun ini Blok Cepu ditargetkan akan berproduksi pada November 2014. Kehadiran sumur minyak baru tersebut awalnya akan memproduksi minyak sebesar 26 ribu barel. Kemudian meningkat menjadi 80 ribu barel. "Puncaknya adalah 165 ribu barel pada awal tahun 2015," tandas Johanes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News