kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.247   -58,00   -0,36%
  • IDX 7.886   94,67   1,21%
  • KOMPAS100 1.116   10,93   0,99%
  • LQ45 828   4,98   0,60%
  • ISSI 263   5,56   2,16%
  • IDX30 429   2,70   0,63%
  • IDXHIDIV20 491   3,19   0,65%
  • IDX80 124   0,95   0,77%
  • IDXV30 128   0,67   0,53%
  • IDXQ30 138   1,30   0,95%

KKI 2025 Fasilitasi Business Matching UMKM Rp 224 Miliar


Rabu, 13 Agustus 2025 / 09:31 WIB
KKI 2025 Fasilitasi Business Matching UMKM Rp 224 Miliar
Dok. Bank Indonesia


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Bank Indonesia (BI) terus menegaskan komitmennya memperkuat UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia yang berkelanjutan melalui gelaran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025. Sebanyak 362 UMKM binaan BI hadir secara langsung dan 1.100 UMKM hadir secara virtual di KKI 2025 pada 7 - 10 Agustus 2025 di Hall B Jakarta Convention Centre (JCC).

Selama empat hari pelaksanaan KKI 2025, tercatat partisipasi 152.458 pengunjung, terdiri dari 15.552 pengunjung yang hadir di JICC dan 136.906 pengunjung hadir secara daring melalui multikanal Bank Indonesia. Adapun transaksi di KKI 2025 mencapai Rp98,7 miliar, terdiri dari Rp20 miliar penjualan di lokasi pameran, dan Rp78,7 miliar penjualan online melalui platform KKI. Hampir seluruh transaksi tersebut memanfaatkan QRIS sehingga proses transaksi semakin cepat, mudah, murah, aman dan andal.

Selain itu, KKI 2025 juga menghasilkan business matching (BM) sebesar Rp224 miliar yang terdiri dari pembiayaan UMKM hijau Rp96 miliar dan UMKM lainnya sebesar Rp168,3 miliar. BM ekspor mempertemukan UMKM binaan BI dan Kementerian/Lembaga dengan 26 pembeli dan agregator ekspor dari 17 negara.

Deputi Senior Bank BI Destry Damayanti mengatakan, hasil ini menandakan karya dan produk UMKM lokal semakin diterima secara lokal dan global. Hal ini terlihat dari tingginya minat investor terhadap produk lokal. “Saya lihat ada pengusaha dari Amsterdam (Belanda) berminat membeli kopi, coklat, dan camilan,” kata Destry saat penutupan KKI 2025 pada Minggu (10/8/2025) di JCC.

Lebih lanjut, ia menyampaikan BI akan terus memberi kesempatan kepada UMKM agar mencapai pasar lebih luas. Tidak hanya lewat pembinaan dan pameran, tetapi juga pembangunan kapasitas (capacity building). BI akan memanfaatkan Bank Indonesia di kantor perwakilan negara lain untuk mendorong ekspor lebih luas.

“Produk yang ditampilkan selama KKI 2025 tidak hanya sebagai fashion. Tetapi juga cultural diplomacy. Jadi ruang diplomasi budaya Indonesia ke luar negeri dan membangun citra positif bangsa di mata dunia,” tegas Destry.

Program Pengembangan UMKM Bank Indonesia

KKI 2025 yang mengusung tema “Inovasi dan Sinergi: Kunci Penguatan Peran UMKM sebagai Motor Penggerak Ekonomi Berkelanjutan" dibuka oleh Gubernur BI Perry Warjiyo pada Kamis (7/8/2025). Dalam sambutannya, Perry mengungkapkan tiga alasan penting penguatan UMKM sebagai pilar perekonomian nasional untuk mewujudkan Indonesia maju. 

“Ada 65 juta UMKM yang bergerak mendukung pertumbuhan ekonomi kita. Kalau terus kita naikkan, ekonomi kita berarti semakin maju. Kedua, UMKM selalu berdaya tahan. Apalagi sekarang, kondisi global naik turun, UMKM tetap terus berjalan,” ujarnya.

Perry melanjutkan, sebagian besar pelaku UMKM adalah perempuan. Dengan berkembangnya UMKM, perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga dapat menghidupi keluarganya dan menjamin kelangsungan pendidikan anak-anaknya.

“Jika UMKM tumbuh kuat, kita juga akan berhasil menciptakan pemimpin masa depan bangsa ini,” tandas Perry.

Sebagai upaya terus meningkatkan UMKM go global, BI senantiasa memperkuat sinergi dan kolaborasi bersama kementerian/lembaga dan asosiasi terkait. Komitmen ini diwujudkan melalui tiga pilar utama, yaitu penguatan daya saing, peningkatan akses keuangan, serta literasi dan inklusi keuangan. Penguatan daya saing difokuskan pada sektor unggulan seperti wastra, kriya, kopi, dan kuliner lokal. Akses keuangan didorong melalui platform Business Matching Digital yang mempertemukan UMKM dengan lembaga pembiayaan secara efisien dan terkurasi. Sementara itu, literasi keuangan diperkuat melalui penyusunan modul edukatif dan pelatihan di seluruh wilayah Indonesia.

Cerita UMKM Naik Kelas di KKI 2025

Rumah Tenun Ina Ndao merupakan salah satu UMKM binaan BI yang berpameran di KKI 2025. Berdiri sejak tahun 1991, kini Rumah Tenun Ina Ndao telah menjadi sentra tenun NTT yang menyediakan wastra dan produk turunannya seperti pakaian jadi.

Dorce D. Lussi, pendiri Rumah Tenun Ina Ndao, memulai usahanya dengan tiga penenun. Kemudian ia giat membina para penenun di Kupang untuk memproduksi wastra yang berkualitas lebih baik. Rumah Tenun Ina Ndao pun semakin berkembang, hingga menjadi UMKM binaan Bank Indonesia pada tahun 2014.

“BI membantu kami dalam pengadaan alat-alat produksi yang lebih bagus. Dan memfasilitasi kami untuk promosi. Kami sudah ikut KKI sejak KKI yang pertama. Waktu itu kami satu-satunya UMKM dari NTT,” cerita Mama Dorce, sapaan akrabnya, saat ditemui di JCC.

Mama Dorce merasakan banyak manfaat dengan mengikuti KKI. Selain menjadi sarana mempromosikan dan menjual produk-produknya, ia dapat melihat perkembangan tren dan selera pasar yang mendorongnya terus berinovasi.

“Awal ikut KKI, saya hanya bawa kain saja. Tapi saya dapat ilmu baru setiap ikut KKI. Keinginan orang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Saya lihat, oh, banyak yang cari baju, lalu ada yang cari tas. Sehingga waktu lolos KKI lagi saya persiapkan dahulu dan bawa produk yang kira-kira dicari orang,” tutur Mama Dorce.

Untuk mengikuti keinginan konsumen, selain menggunakan pewarna alami, Rumah Tenun Ina Ndao juga memproduksi tenun dengan pewarna sintetik. Masing-masing memiliki pasar tersendiri. Namun, Mama Dorce bertekad terus melestarikan tenun dengan pewarna alami sebagai warisan budaya leluhur. 

“Tenun warna alami harganya memang jauh lebih mahal. Tapi itu karena proses pengerjaannya bisa berbulan-bulan dan dikerjakan gotong-royong oleh 3–4 orang. Jadi saya selalu bilang, kalau satu orang beli satu kain, artinya dia sudah membiayai hidup empat sampai lima orang,” cetus perempuan kelahiran Rote, 26 Juli 1962 ini.

Peluang Ekspor di KKI 2025

Senada dengan Mama Dorce, Iqbal Arisa pendiri dan CEO Teluk Gayo Coffee mengaku bisnisnya semakin bertumbuh setelah menjadi UMKM binaan BI. Pada tahun 2021, Teluk Gayo Coffee terpilih sebagai 50 besar UMKM di ajang Wirausaha Unggulan Bank Indonesia (WUBI) Aceh. Di kompetisi tersebut, Iqbal memperoleh berbagai pelatihan pengembangan usaha, seperti digitalisasi pencatatan keuangan dan cara meningkatkan daya saing produk.

“BI juga membantu dalam pengurusan sertifikasi halal. Mulai dari pendaftaran sampai pembayaran biayanya,” ujar Iqbal di sela-sela melayani pengunjung KKI 2025 di booth Teluk Gayo.

Lelaki 30 tahun ini merupakan generasi ketiga pemilik usaha kopi Gayo. Sejak tahun 1980-an, kakeknya mengusahakan perkebunan kopi di Bies, Aceh Tengah. Setelah Iqbal meneruskan usaha keluarganya, ia ingin meluaskan pasar dan tidak tergantung pada pasar konvensional.

Teluk Gayo Coffee menyasar segmen B2B (business to business) dengan produk green bean atau biji kopi mentah yang belum disangrai. Untuk menambahkan ciri khas pada produknya, Iqbal melakukan berbagai eksperimen dalam memproses biji kopi.

“Kami meninggalkan proses yang klasik dan belajar untuk memproses kopi secara eksperimental yang tidak ada pada produk lain,” imbuh Iqbal. 

Melalui proses business matching dalam KKI 2023, Teluk Gayo Coffee pun berhasil mendapatkan pembeli dari China. Padahal, saat itu merupakan kali pertama UMKM yang berlokasi di Takengon, Aceh, ini mengikuti KKI.

“Habis acara BI, mereka langsung ke Aceh. Langsung deal kontrak, dan pada saat itu mereka pesan tiga kontainer, sekitar 60 ton-lah. Sampai sekarang (masih) ekspor ke sana,” ungkapnya.

Selanjutnya: Raja Cat Singapura Goh Cheng Liang Meninggal Dunia di Usia 98 Tahun

Menarik Dibaca: Masih Turun, Harga Emas Antam Melorot Hari Ini Rabu 13 Agustus 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×