Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Asumsi rupiah dalam bujet Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 yang semula dipatok Rp 10.500 per dolar Amerika Serikat (AS) sudah dipastikan meleset.
Dalam hal ini, pemerintah masih enggan menjelaskan berapa beban lonjakan pelebaran rupiah terhadap subsidi. Sekadar mengingatkan, pemerintah sudah menyampaikan outlook terbaru kondisi rupiah kepada Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada kisaran Rp 11.500- Rp 12.000 per dolar AS.
Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) masih dikaji. Pengkajiannya meliputi asumsi kurs, lifting minyak hingga harga minyak mentah.
"Nanti itu (disampaikan) di APBN-P 2014," ujar Askolani yang dijumpai sebelum rapat di Badan Anggaran DPR RI Jakarta, Selasa (25/2).
Sebagai informasi saja, dalam bujet 2014 belanja subsidi BBM tercatat Rp 282,1 triliun. Sebagaimana diketahui, pelemahan rupiah di tahun 2013 membuat pembengkakan anggaran subsidi BBM hingga Rp 10,1 triliun, menjadi Rp 210 triliun.
Sebelumnya di APBN-P 2013 alokasi anggaran subsidi BBM adalah Rp 199,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News