kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selain keris Kiai Naga Siluman, Pangeran Diponegoro punya senjata tombak dan pedang


Rabu, 11 Maret 2020 / 18:15 WIB
Selain keris Kiai Naga Siluman, Pangeran Diponegoro punya senjata tombak dan pedang
ILUSTRASI. Presiden dan Raja Ratu Belanda nampak memperhatikan keris Pangeran Diponegoro yang telah diserahkan Belanda sebelumnya melalui Dubes Indonesia di Belanda pada tanggal 3 Maret 2020 yang lalu


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - Raja Kerajaan Belanda, Willem- Alexander beserta Ratu Maxima, secara resmi menyerahkan benda bersejarah peninggalan bagi bangsa Indonesia yakni keris yang pernah dipergunakan oleh Pangeran Diponegoro saat perang Jawa. Keris bernama Kiai Naga Siluman tersebut selama ini  di simpan di Belanda sejak ratusan tahun silam. 

Dalam kunjungan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3) Raja Willem- Alexander secara resmi menyerahkan benda bersejarah keris Pangeran Diponegoro kepada Pemerintah Indonesia.

Keris bersejarah itu merupakan salah satu koleksi dari musuh bebuyutan bangsa Belanda dalam perang di tanah Jawa pada 1825 – 1830. Keris itu sampai di tanah kincir angin sebagai bukti Belanda telah mengalahkan perlawanan Pangeran Diponegoro di perang Jawa.

Baca Juga: Catatan Sejarawan UGM, soal keaslian keris Pangeran Diponegoro dari Belanda

Keris Pangeran Diponegoro Kiai Naga Siluman diserahkan kepada Raja Belanda Willem I sebagai simbol kemenangan tentara Belanda atas Diponegoro di Perang Jawa.

Perang Jawa yang berkobar selama lima tahun menelan korban jiwa sekitar  200.000  jiwa korban dari pihak pribumi, 8.000-10.000 jiwa korban dari pihak penjajah Belanda. Jumlah total pasukan Belanda yang diturunkan untuk melawan pasukan Diponegoro sebanyak 50.000 personel. 

Penampakan keris Kiai Naga Siluman di Istana Bogor ini diunggah dalam akun Instagram Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Selasa (10/2).


Baca Juga: Raja dan Ratu Belanda serahkan keris Pangeran Diponegoro ke Presiden Jokowi

Pangeran Diponegoro akhirnya ditangkap dalam skenario muslihat dengan perundingan yang gagal pada 28 Maret 1830. Ia dan keluarganya akhirnya diasingkan ke Manado dan Makassar hingga meninggal.

Selain keris Kiai Naga Siluman, Pangeran Diponegoro memiliki beberapa senjata dan pusaka. Berikut beberpa senjata dan pusaka yang pernah digunakan oleh Pangeran Diponegoro.

  • Keris Kiai Reso Gemilar 

Senjata Keris Kiai Reso Gemilar merupakan salah satu senjata Pangeran Diponegoro yang dirampas oleh tentara Belanda saat menangkap putri Pangeran Diponegoro yakni Raden Ayu Mertonegoro, dan ibunda Pangeran Diponegoro yaitu Raden Ayu Mangkorowati. Penangkapan dilakukan di Desa Karangwuni, Kulon Progo Yogyakarta. 

Baca Juga: Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima kunjungi Keraton Yogyakarta

Mengutip laman Historia.id penelusuran kejadian itu, berdasarkan sejarah dari tulisan di buku harian Mayor Edouard Errembault de Dudzeele (1789-1830) yang saat itu bertugas di Indonesia. Hal ini seperti ditulis Peter Carey dalam buku Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855.

Dalam catatanya Mayor Edouard bilang, "Dengan gampang bisa saya ambil, sebab itu adalah senjata: suatu keris yang sangat bagus dengan sarung emas, yang dipakai putri belia itu, istri Ali Basah Mertonegoro," katanya. 

  • Tombak Kiai Rondan 

Senjata ini juga dirampas sempat oleh tentara Belanda, tapi kemudian sudah dikembalikan kepada pemerintah Indonesia.  Saat ini senjata tersebut tersimpan di Museum Nasional.

Baca Juga: Pemerintah manfaatkan kunjungan Raja Belanda untuk lobi penyetaraan sertifikat sawit

Senjata tombak pusaka Pangeran Diponegoro, Kiai Rondhan tersebut dikembalikan oleh Ratu Juliana yang juga Ratu Belanda periode 1948-1980 kepada pemerintah Indonesia. Pengembalian benda bersejarah ini berdasarkan kesepakatan budaya Belanda-Indonesia pada 1968 silam.

  • Keris Kiai Wiso Bintulu

Pangeran Diponegoro juga memiliki sebilah keris pusaka yang ia dapatkan dari Keraton Mataram. Sebagai catatan Pangeran Diponegoro merupakan salah satu putra dari Sultan Hamengkubuwono III dari salah satu istri selirnya.

Baca Juga: Raja Belanda Alexander bawa investasi sebesar US$ 1 miliar ke Indonesia  

Namun senjata tersebut telah diminta oleh  Ratu Ageng, ibunda dari Hamengkubuwono IV, sekitar Maret 1820. Keris pusaka itu diminta karena ada ramalan yang mengatakan barang siapa yang memiliki keris itu akan memerintah di Keraton Mataram, Yogyakarta.

  • Keris Kiai Ageng Bondoyudo

Keris Kiai Ageng Bondoyudo marupakan salah satu senjata yang terus dibawa oleh Pangerean Diponegoro hingga wafat. Keris ini fungsi utamanya bukan sebagai senjata, tapi lebih sebagai benda pusaka. Konon, keris Kiai Bondoyudo dibuat dengan melebur tiga pusaka lain: keris Kiai Sarutomo, keris Kiai Abijoyo, dan tombak Kiai Barutobo. Sebab keris ini memiliki cerita-cerita mistis seperti sebutan Kiai Ageng Bondoyudo sebagai paduka tempur tanpa senjata. 

Baca Juga: Belanda minta maaf atas kekerasan pasca Indonesia merdeka

  • Keris Kiai Abijoyo 

Keris yang pernah digunakan oleh Pangeran Diponegoro ini adalah warisan dari ayah Diponegoro. Diponegoro mendapatkan keris itu pada saat dirinya diangkat sebagai Raden Ontowiryo pada September 1805.  Raden Ontowiryo merupakan nama kecil Diponegoro yakni dengan nama lengkap Bandoro Raden Mas Ontowiryo. Ia merupakan putra sulung dari pasangan Raden Ayu Mangkorowati (putri Bupati Pacitan) yang juga selir dari Sri Sultan Hamengku Buwono III.

  • Keris lainya.

Selain keris Kiai Naga Siluman, Pangeran Diponogoro juga masih memiliki empat keris yang pernah ia pergunakan diantaranya adalah
Kiai Bromo Kedali, Keris Kiai Blabar, Keris Kiai Wreso Gemilar, Keris Kiai Hatim. Hanya saja belum ada cerita detil mengenai hasil penelusuran sejarah terhadap benda-benda pusaka tersebut.

  • Pedang

Pangeran Diponegoro kabarnya juga memiliki sebilah pedang yang dia pergunakan dalam pertempuran di Tegalrejo pada 20 Juli 1825. Pedang tersebut bentuknya bilah penusuk lurus dan tidak seperti layaknya keris-keris tradisi Jawa. Hanya saja tak banyak informasi mengenai pedang ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×