kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Catatan Sejarawan UGM, soal keaslian keris Pangeran Diponegoro dari Belanda


Rabu, 11 Maret 2020 / 04:00 WIB
Catatan Sejarawan UGM, soal keaslian keris Pangeran Diponegoro dari Belanda


Reporter: Abdul Basith, Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - Kunjungan Raja dan Ratu Belanda membawa kesan bagi bangsa Indonesia. Mereka secara resmi menyerahkan benda bersejarah peninggalan bagi bangsa Indonesia yang ratusan tahun disimpan di Belanda. 

Dalam kunjungan Raja Kerajaan Belanda, Willem- Alexander beserta Ratu Maxima, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3) secara resmi menyerahkan benda bersejarah yaitu keris yang pernah dipergunakan oleh Pangeran Diponegoro, kepada Pemerintah Indonesia.

Keris peninggalan Pangeran Diponegoro itu disebut-sebut memiliki nama Kiai Naga Siluman. Keris bersejarah itu merupakan salah satu koleksi dari musuh bebuyutan bangsa Belanda dalam perang di tanah Jawa pada 1825 – 1830. Keris itu sampai di tanah kincir angin sebagai bukti Belanda telah mengalahkan perlawanan Pangeran Diponegoro di perang Jawa.

Baca Juga: Raja dan Ratu Belanda serahkan keris Pangeran Diponegoro ke Presiden Jokowi

Lalu apakah benar sebilah keris itu merupakan peninggalan Pengeran Diponegoro? Penelusuran keaslian keris ini memang memerlukan jalan pajang. 

Berdasarkan catatan Sejarawan UGM yang terlibat dalam proses verifikasi keris Pangeran Diponegoro di Belanda yakni Sri Margana, proses verifikasi keris ini berlangsung pada Bulan Februari 2020. 

Sri Margana seperti di kutip dari laman resmi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengaku dirinya sempat memiliki sedikit perbedaan pendapat dengan tim peneliti dari Belanda tentang salah satu dari tiga binatang yang diukirkan pada keris itu.




TERBARU

[X]
×