kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.295   -81,00   -0,49%
  • IDX 7.514   10,56   0,14%
  • KOMPAS100 1.067   10,45   0,99%
  • LQ45 799   9,15   1,16%
  • ISSI 255   0,42   0,17%
  • IDX30 412   0,29   0,07%
  • IDXHIDIV20 471   1,60   0,34%
  • IDX80 120   1,27   1,07%
  • IDXV30 124   1,20   0,98%
  • IDXQ30 132   0,36   0,27%

Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Bps Jadi 5,25%


Rabu, 16 Juli 2025 / 14:48 WIB
Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Bps Jadi 5,25%
ILUSTRASI. Logo BI di kompleks kantor pusat Bank Indonesia (BI), Jakarta, Rabu (23/4/2025). Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia bulan ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di 5,75%. Keputusan tersebut juga sejalan dengan upaya mempertahankan stabilitas rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juli 2025.

Bukan hanya suku bunga acuan BI rate, suku bunga deposit facility juga diturunkan ke level 4,50%, dan suku bunga lending facility diturunkan ke level 6,00%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, keputusan ini sejalan dengan makin rendahnya perkiraan inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5% plus minus 1%.

“Terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental serta perlunya untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (16/7).

Baca Juga: Trump Turunkan Tarif Ke 19%, Ekonom: Saatnya BI-Rate Turun 25 bps Juli Ini

Ke depan, BI akan mencermati ruang penurunan suku bunga guna mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan tetap mempertahankan inflasi sesuai target, dan stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya, dan sesuai dengan dinamika yang terjadi baik domestik maupun nasional.

Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dengan berbagai strategi untuk menumbuhkan pertumbuhan kredit dan meningkatkan pengelolaan fleksibilitas likuiditas oleh perbankan. 

Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi, melalui perluasan pembayaran digital, penguatan infrastruktur dan konsolidasi struktur industri sistem pembayaran.

“Arah bauran kebijakan moneter, makroprodensial, sistem pembayaran tersebut yang diarahkan untuk menjaga stabilitas dalam rangka memperkuat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×