kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

Mentan Amran: Sebagian Merek Beras Oplosan Sudah Mengganti Harga dan Kualitas


Rabu, 16 Juli 2025 / 18:28 WIB
Mentan Amran: Sebagian Merek Beras Oplosan Sudah Mengganti Harga dan Kualitas
ILUSTRASI. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut sebagian merek beras yang melakukan pengoplosan beras curah menjadi premium telah mengubah harga dan kualitas.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut sebagian merek beras yang melakukan pengoplosan beras curah menjadi premium telah mengubah harga dan kualitas.

Amran menyebut terdapat 212 merek beras yang diduga melakukan pengoplosan beras curah menjadi premium. Adapun terdapat empat perusahaan produsen beras diduga melakukan pelanggaran mutu dan takaran beras. Di antaranya, Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group).

“Alhamdulillah kemarin kami cek merek yang sudah diumumkan itu sudah mulai sebagian, belum seluruhnya, itu menarik dan mengganti harganya, harganya sesuai standar dan kualitasnya sama,” ujar Amran saat rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Jakarta, Rabu (16/7).

Baca Juga: Soal Temuan Beras Oplosan, Menko Pangan Bilang Begini

Amran menjelaskan, pihaknya melakukan pengambilan sampel pada 136 merek beras premium yang dilakukan pada 13 laboratorium termasuk Sucofindo. Hasilnya, 85,56% tidak sesuai mutu beras, 59,78% tak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) dan 78,14% tak sesuai berat kemasan.

Sebelumnya, Amran menyebut, pihaknya telah melakukan investigasi gabungan bersama Satgas Pangan dan menemukan adanya dugaan pengoplosan beras yang mencakup 212 merek.

Menurutnya, modus yang digunakan tidak hanya merugikan konsumen dari sisi kualitas, tetapi juga menimbulkan potensi kerugian masyarakat hingga Rp 99 triliun.

“Kalau ini terjadi selama 10 tahun, kerugiannya bisa mencapai Rp 1.000 triliun. Ini harus kita selesaikan bersama,” tegas Arman dalam keterangan resminya, Selasa (15/7).

Selanjutnya: Hasil Negosiasi Tarif Trump: Impor Migas Paling Besar, Subsidi Energi Bisa Jebol

Menarik Dibaca: Tayang September, Official Teaser Trailer Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Dirilis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×