kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   16.000   0,81%
  • USD/IDR 16.488   106,00   0,65%
  • IDX 7.830   -121,60   -1,53%
  • KOMPAS100 1.089   -17,02   -1,54%
  • LQ45 797   -14,45   -1,78%
  • ISSI 265   -3,29   -1,23%
  • IDX30 413   -7,90   -1,88%
  • IDXHIDIV20 481   -7,60   -1,56%
  • IDX80 120   -2,17   -1,77%
  • IDXV30 129   -2,94   -2,22%
  • IDXQ30 134   -2,35   -1,73%

Mentan Amran: Sebagian Merek Beras Oplosan Sudah Mengganti Harga dan Kualitas


Rabu, 16 Juli 2025 / 18:28 WIB
Mentan Amran: Sebagian Merek Beras Oplosan Sudah Mengganti Harga dan Kualitas
ILUSTRASI. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut sebagian merek beras yang melakukan pengoplosan beras curah menjadi premium telah mengubah harga dan kualitas.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut sebagian merek beras yang melakukan pengoplosan beras curah menjadi premium telah mengubah harga dan kualitas.

Amran menyebut terdapat 212 merek beras yang diduga melakukan pengoplosan beras curah menjadi premium. Adapun terdapat empat perusahaan produsen beras diduga melakukan pelanggaran mutu dan takaran beras. Di antaranya, Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group).

“Alhamdulillah kemarin kami cek merek yang sudah diumumkan itu sudah mulai sebagian, belum seluruhnya, itu menarik dan mengganti harganya, harganya sesuai standar dan kualitasnya sama,” ujar Amran saat rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Jakarta, Rabu (16/7).

Baca Juga: Soal Temuan Beras Oplosan, Menko Pangan Bilang Begini

Amran menjelaskan, pihaknya melakukan pengambilan sampel pada 136 merek beras premium yang dilakukan pada 13 laboratorium termasuk Sucofindo. Hasilnya, 85,56% tidak sesuai mutu beras, 59,78% tak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) dan 78,14% tak sesuai berat kemasan.

Sebelumnya, Amran menyebut, pihaknya telah melakukan investigasi gabungan bersama Satgas Pangan dan menemukan adanya dugaan pengoplosan beras yang mencakup 212 merek.

Menurutnya, modus yang digunakan tidak hanya merugikan konsumen dari sisi kualitas, tetapi juga menimbulkan potensi kerugian masyarakat hingga Rp 99 triliun.

“Kalau ini terjadi selama 10 tahun, kerugiannya bisa mencapai Rp 1.000 triliun. Ini harus kita selesaikan bersama,” tegas Arman dalam keterangan resminya, Selasa (15/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×