Reporter: Lidya Yuniartha, Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan Rabu (26/2) menyebut dari 30 perusahaan besar yang ingin berinvestasi di ibukota baru. Hanya saja Luhut belum memberikan perincian detil siapa saja investor yang sudah menyatakan minat tersebut.
Sementara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebelumnya menebut ada sekitar delapan negara yang minat investasi di ibukota baru yakni Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, China, Singapura, Italia, juga Denmark.
Hanya saja menurut catatan KONTAN, beberapa investor maupun negara yang disebut-sebut telah menyatakan minat berinvestasi di ibukota baru. Diantaranya adalah.
Baca Juga: Investasi China dan Amerika lesu, Sri Mulyani ajak Arab Saudi investasi di SWF
Pertama, Uni Emirat Arab (UEA). Bahkan secara khusus presiden Joko Widodo telah mengangkat Sheikh Mohamed Bin Zayed Putra Mahkota Abu Dhabi Uni Emirat Arab sebagai penasehat di pengalihan ibukota baru ini.
Kedua Jepang, sama dengan Uni Emirat Arab, presiden Jokowi juga sudah mengangkat Masayosi Son, Chief Executive Officer Softbank sebagai penasehat pemerintah dalam pengalihan ibukota baru ini. Namun keterlibatan pemerintah Jepang di proyek ibukota baru memang belum jelas seperti Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
Baca Juga: Meskipun sovereign wealth fund belum lahir investor asing sudah antre, siapa mereka?
Ketiga Amerika Serikat diantaranya International Development Finance Corporation (IDFC). Seperti kita tahu, Chief Executive Officer International Development Finance Corporation (IDFC) Adam Boehler pernah berkunjung ke Indonesia dan menemui Presiden Joko Widodo awal tahun ini. Salah satu pembicaraan dalam pertemuan tersebut mengenai prospek investasi di ibukota baru.
Baca Juga: Jokowi dan Trump dijadwalkan lakukan pertemuan, ini topik yang dibahas
Keempat, Jerman. Salah satu perusahaan asal Jerman, Siemens Group menyatakan ketertarikannya untuk terlibat dalam investasi di ibukota baru Indonesia di Kalimantan Timur. Saat ini Siemens sudah punya proyek pembangkit listrik terkait proyek Belt Road Initiative (BRI) mobile power plant 360 MW. Minat Siemens Group ini diungkapkan Chief Executive Officer (CEO) Siemens Cedrik Neike kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat bertemu di Davos Swiss awal tahun ini.