Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kepala OIKN Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya telah mengantongi komitmen investasi melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai total mencapai Rp 158,73 triliun.
Basuki menjelaskan, dari total komitmen jumbo tersebut, proyek senilai Rp 5,63 triliun diklaim telah mendapatkan lampu hijau dari Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa.
“Pembangunan IKN tidak hanya (mengandalkan) APBN, tetapi ada KPBU sebesar Rp 158,73 triliun. Yang Rp 5,63 triliun sudah disetujui oleh Bapak Menteri Keuangan,” ujarnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi II DPR RI, Jakarta, Selasa (25/11).
Berdasarkan paparannya, komitmen tersebut datang dari 17 badan usaha. Mayoritas peminat menyasar sektor hunian, di mana terdapat 11 badan usaha dengan total nilai investasi Rp 64,31 triliun.
Baca Juga: Belanja Masyarakat Cenderung Stagnan, Ekonom: Mulai Masuk Fase Normalisasi
Sementara sisanya, sebanyak enam badan usaha, membidik proyek infrastruktur jalan dan Multi Utility Tunnel (MUT) dengan nilai investasi mencapai Rp 94,42 triliun.
Untuk sektor hunian yang telah disetujui Menkeu, terdapat dua pemrakarsa utama yakni PT Intiland Development Tbk (DILD) yang berencana membenamkan investasi Rp 2,89 triliun untuk menggarap 109 rumah tapak dan 41 rumah susun (rusun). Selain itu, PT Nindya Karya (Persero) berkomitmen senilai Rp 2,74 triliun untuk membangun delapan tower rusun.
Sementara itu, sembilan calon pemrakarsa lainnya di sektor hunian dengan potensi investasi Rp 58,68 triliun di antaranya Ciputra Group yang berencana menggarap 10 tower rusun dan 20 rumah tapak, hingga PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang membidik delapan tower rusun.
Tak ketinggalan, investor asing dan konsorsium juga menunjukkan minat seperti Samsung C&T bersama Brantas Abipraya berencana membangun 21 tower rusun, serta IJM Corporation Berhad asal Malaysia yang melirik proyek 20 tower rusun.
Pemrakarsa lainnya meliputi PT Daya Mulia Turangga (DMT), Maxim Properties, PJ-IC International, Hutama Karya, dan Triniti Land.
Di sektor infrastruktur jalan dan MUT, nilai investasinya jauh lebih gemuk. China State Construction Engineering Corporation (CSCEC) menjadi salah satu peminat terbesar dengan rencana investasi Rp 27,7 triliun untuk proyek sepanjang 31,36 Km di SWP-1B. Disusul oleh HEC & IJM dengan estimasi investasi Rp 24,4 triliun untuk proyek sepanjang 26,9 Km di SWP-1C.
Badan usaha lainnya yang membidik proyek jalan dan MUT adalah PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMV dengan estimasi Rp 16,35 triliun, Adhi Karya senilai Rp 9,8 triliun, Konsorsium DMT senilai Rp 9,57 triliun, serta kerja sama Nindya Karya dan Brantas Abipraya senilai Rp 6,6 triliun.
Basuki menegaskan, masuknya minat investasi swasta dan BUMN ini membuktikan bahwa pembangunan IKN tetap berjalan on the track dengan mengandalkan skema pendanaan kreatif (creative financing) di luar APBN. OIKN terus berupaya agar komitmen ini segera terealisasi menjadi konstruksi fisik di lapangan.
Baca Juga: Dapat Rehabilitasi, Pengacara Ungkap Peluang Ira Puspadewi Bebas Malam Ini
Selanjutnya: Emiten Ritel Siap Menadah Berkah pada Periode Nataru, Ini Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: 4 Manfaat Rosemary Oil untuk Wajah, Jerawat Jadi Cepat Sembuh!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












