kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Rhenald Kasali:Indonesia butuh banyak sociopreneur


Selasa, 29 April 2014 / 14:37 WIB
Rhenald Kasali:Indonesia butuh banyak sociopreneur
ILUSTRASI. 6 Cara Membuat Masker Madu untuk Wajah Perawatan Rumahan


Reporter: Gloria Fransisca | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Jumlah entrepreneur di Indonesia terus tumbuh dan bertambah banyak. Namun entrepreneur ini belum banyak yang berjiwa sociopreneur.

Padahal, sociopreneur atau entrepreneurship yang berbasiskan aksi sosial ini dapat mendorong perekonomian ke arah yang lebih baik. Sebab bisnisnya berbasiskan gotong royong dan melibatkan seluruh elemen masyarakat.

"Keberadaan sociopreneur ini penting, mengingat kita harus mengimplementasikan cita-cita founding fathers kita, Bung Karno dan Bung Hatta, yang meyakini gotong royong sebagai motor perekonomian Indonesia," kata Rhenald Kasali, pakar manajemen dan juga dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Selasa (29/4).

Menurut Rhenald, tidak hanya "pasukan nasi bungkus" saja yang bisa eksis, taip juga perlu ada pasukan nasi bungkus untuk kegiatan sociopreneur.

Menurutnya keberadaan sociopreneur ini sangat penting, terutama di beberapa sektor yang saat ini bisa dibilang tengah mengalami “krisis”. "Sektor yang urgent untuk diselesaikan melalui sociopreneur adalah pendidikan. Karena banyak anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan,” ujarnya.

Yang kedua yaitu bidang lingkungan hidup untuk melestarikan dan menjaga kualitas air misalnya. Ketiga adalah pertanian, karena pemerintah belum bisa menyelesaikan permasalahan pertanian. Pemerintah dinilai terlalu banyak mengurusi partai, sehingga petani kekurangan perhatian. Dan yang terakhir adalah bidang kesehatan.

Oleh sebab itu dalam Pilpres 2014 ini, pendiri Rumah Perubahan itu menghimbau agar pemimpin masa depan adalah pemimpin berjiwa humanis dan mampu memberikan perhatian khusus untuk merumuskan strategi sociopreneurship.

Perubahan sosial ini bisa dilakukan melalui tiga jalur. Pertama yaitu melalui APBN, kedua perusahaan melalui penyediaan lapangan pekerjaan dan program CSR-nya, dan ketiga adalah memperbanyak sociopreneur.

"Harus ada pemimpin berjiwa sosial. Karena masalah fundamental di Indonesia kini adalah masalah humanisme," tutur Rhenald.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×