kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Populasi wirausahawan di Indonesia baru 1,56%


Minggu, 27 Oktober 2013 / 09:40 WIB
Populasi wirausahawan di Indonesia baru 1,56%
ILUSTRASI. Karyawan berjalan di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/6/2022). IHSG ditutup melemah 96,18 poin atau 1,34 persen ke level 7.086,65. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

Setiap pengusaha, harus bisa menularkan sikap entrepreneurship kepada generasi muda. Dengan demikian bisa meningkatkan jumlah pengusaha lokal.

Menurut Soetrisno Bachir, para entrepreneur adalah manusia yang memiliki pemikiran yang jauh ke depan. "Jiwa entrepreneurship adalah kunci meraih kesuksesan dalam bisnis, dan itu harus dikembangkan sejak dini," ujarnya ketika menjadi pembicara di Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (26/10).

Menurut mantan Ketua Umum DPP PAN ini menjelaskan, jiwa entrepreneurship atau wirausaha menonjolkan sikap mental yang positif dan selalu mendorong untuk mencapai tujuan dengan gigih. "Entrepreneurship juga adalah virus kemandirian, yang merupakan bibit kejayaan suatu bangsa," tambahnya.

Pria yang juga Ketua Umum Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) ini mengungkapkan, bangsa Indonesia masih jauh ketinggalan dari negara-negara tetangga. "Populasi wirausahawan di Indonesia baru 1,56%, berada jauh di bawah Malaysia yang punya 4%, Thailand punya 4,1%, apalagi dengan Singapura yang punya 7%," urainya.

Soetrisno menambahkan, bangsa Indonesia harus memiliki mental yang tangguh dan wawasan yang luas karena selama ini cenderung minder, kurang percaya diri. Karakter wirausahawan harus tangguh.

"Dengan kemajuan kita saat ini, kita mampu membuktikan kalau kita bukan bangsa yang tangguh, bukan lemah. Kita dapat menunjukkan kalau kita bangsa yang juga mampu memberikan sumbangsih untuk dunia," harapnya. (Tribunnews.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×