Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kenaikan harga bahan pangan dikatakan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D W Martowardojo menyumbang inflasi selain dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Agus menyatakan, inflasi pada tahun 2013 ini cukup tinggi, sedikit di bawah angka 9%. Angka ini, lanjut dia, lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, saat angka inflasi hanya mencapai posisi 5%.
"Ini karena adanya kenaikan harga BBM subsidi, namun selain adanya kenaikan BBM inflasi juga disumbang oleh harga pangan seperti cabai atau sambal ini. Sayang sekali negara agraris dan tropis tidak bisa mempunyai kecukupan cabai dan sambal untuk rakyat Indonesia, sehingga sering ada gejolak harga dan sebabkan inflasi," kata Agus dalam keynote speech-nya pada pembukaan Global Entrepreneurship Week 2013 di Gedung BI, Rabu (20/11).
Terkait kondisi tersebut, Agus mengimbau agar selalu ada inovasi, utamanya di kalangan wiraswasta untuk menyumbang kontribusi guna memenuhi kebutuhan dan permintaan cabai dan produk olahannya seperti sambal.
"Para entrepreneur diharapkan berkontribusi agar bisa menekan inflasi lagi. Saya percaya dengan mengembangkan entrepreneur akan memiliki postur neraca transaksi berjalan agar seimbang," ujarnya.
Peran wiraswasta yang andal, menurut Agus, dibutuhkan agar Indonesia memiliki industri yang mandiri, baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kelas menengah yang jumlahnya terus berkembang maupun bersaing di kancah global.
"Niscaya bila kondisi ini tercapai, kita akan memiliki postur neraca transaksi berjalan yang lebih berkesinambungan," ujarnya.
Mendukung penyataan Agus tentang cabai, pada kesempatan yang sama, pengusaha Ciputra mengatakan, inovasi produk olahan cabai merupakan sebuah langkah yang patut diapresiasi. Modifikasi produk cabai, katanya, dapat menekan laju inflasi.
"Cabai sebelumnya harganya mahal. Itu ditemukan modifikasi menjadi bubuk cabai. Ini bisa mengurangi inflasi, karena harganya menjadi stabil. Jadi kalau masuk ke dalam angka indeks tersebut, itu harga cabainya tidak mahal lagi," ujarnya.(Sakina Rakhma Diah Setiawan/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News