kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.860   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.723   44,05   0,66%
  • KOMPAS100 968   3,45   0,36%
  • LQ45 754   3,69   0,49%
  • ISSI 213   0,95   0,45%
  • IDX30 391   1,55   0,40%
  • IDXHIDIV20 471   3,02   0,64%
  • IDX80 110   0,24   0,22%
  • IDXV30 115   -0,16   -0,14%
  • IDXQ30 128   0,78   0,61%

Realisasi Belanja Negara Minim, Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Tak Sampai 5%


Senin, 28 April 2025 / 15:58 WIB
Realisasi Belanja Negara Minim, Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Tak Sampai 5%
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 nampaknya akan tumbuh dibawah 5%. Salah satunya disebabkan belanja pemerintah yang diperkirakan tidak maksimal mendorong perekonomian pada awal tahun ini. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 nampaknya akan tumbuh dibawah 5%. Salah satunya disebabkan belanja pemerintah yang diperkirakan tidak maksimal mendorong perekonomian pada awal tahun ini.

Hingga akhir kuartal I, realisasi belanja negara mencapai Rp 620,3 triliun. Capaian ini hanya tumbuh 1,37% year on year (yoy) atau dari periode sama tahun lalu. 

Bila dilihat lebih rinci, belanja negara tidak optimal disebabkan dari belanja pemerintah pusat yang turun 3,37% yoy atau hanya mencapai Rp 413,2 triliu. Ini dipicu kontraksi belanja K/L sebesar 11,75% yoy, atau mencapai Rp 217,1 triliun,

Baca Juga: OECD Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Ini Kata OJK

Kepala Pusat Makroekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufiqurrahman menilai, kondisi belanja negara yang tidak berpotensi mengurangi stimulus terhadap sektor-sektor terkait pengeluaran pemerintah.

Padahal menurutnya, pada kondisi ekonomi yang sedang melemah saat ini, seharusnya belanja pemerintah dapat menjadi instrumen utama untuk mendorong pertumbuhan melalui stimulus fiskal.

“Namun, dengan realisasi belanja negara hingga Maret 2025 yang hanya tumbuh 1,37% yoy, peran belanja pemerintah dalam menopang ekonomi tampak kurang optimal.” kata Rizal kepada Kontan, Senin (28/4).

Ia menambahkan, pertumbuhan belanja negara yang terbatas ini  bisa membuat kontribusi konsumsi pemerintah terhadap  produk domestik bruto (PDB) berpotensi stagnan atau bahkan sedikit menurun, sehingga risiko perlambatan ekonomi di kuartal I 2025 menjadi lebih besar apabila tidak diimbangi oleh penguatan konsumsi rumah tangga dan sektor ekspor.

Baca Juga: Setelah IMF, Bank Dunia Juga Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Jadi 4,7%

Secara keseluruhan, dengan kontribusi belanja pemerintah yang melemah, Rizal memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025  hanya mencapai 4,85%, melemah bila dibandingkan kuartal I 2024 yang mencapai 5,11%, serta melemah dari kuartal IV 2024 yang mencapai 5,02%.

Dengan realisasi belanja yang minim peningkatan, belanja negara diperkirakan hanya berkontribusi sebesar 7,48% kepada PDB pada kuartal I 2025, atau lebih rendah dari kontribusinya pada kuartal IV 2024 yang mencapai 7,73%.

Meski demikian, kenaikan belanja non K/L sebesar 5,39% yoy atau mencapai Rp 217,1 triliun dan penyaluran TKD yang tumbuh 11,01% yoy atau mencapai Rp 207,1 triliun, dinilai dapat sedikit menopang aktivitas ekonomi, terutama di tingkat daerah.

“Peningkatan TKD membuka ruang bagi daerah untuk lebih cepat menggerakkan proyek pembangunan dan memperkuat konsumsi lokal,” ungkapnya.

Selanjutnya: PANI Catat Marketing Sales Rp 466 Miliar per Kuartal I 2025

Menarik Dibaca: 10 Makanan yang Menyebabkan Kolesterol Tinggi dan Sebaiknya Dibatasi Konsumsinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×