kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

Setelah IMF, Bank Dunia Juga Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Jadi 4,7%


Jumat, 25 April 2025 / 13:10 WIB
Setelah IMF, Bank Dunia Juga Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Jadi 4,7%
ILUSTRASI. Bank Dunia alias World Bank memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 menjadi 4,7%, dari sebelumnya sebesar 5,1%.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank Dunia alias World Bank memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 menjadi 4,7%, dari sebelumnya sebesar 5,1%.

Hal ini tertuang dalam laporan Bank Dunia bertajuk The Macro Poverty Outlook (MPO) edisi Indonesia.

Bank Dunia menyebut, pemangkasan pertumbuhan ekonomi Indonesia ini disebabkan ketikdakpastian kebijakan perdagangan global dan penurunan harga komoditas sehingga akan berdampak pada ketentuan perdagangan Indonesia serta kepercayaan investor.

"Meskipun sulit untuk mengukur dampak penuh dari langkah-langkah baru-baru ini karena pergeseran kebijakan dapat terus terjadi," tulis Bank Dunia dalam laporannya, Jumat (25/4).

Baca Juga: Bank Dunia Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1% di 2025

Namun, Bank Dunia menilai, langkah-langkah stimulus permintaan yang telah diumumkan, serta reformasi yang direncanakan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi, dapat mengimbangi dampak negatif tersebut.

"Stimulus permintaan yang diumumkan ditambah dengan reformasi yang direncanakan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi dapat mengimbangi dampak ini," sebut Bank Dunia.

Pembentukan modal diperkirakan akan meningkat secara bertahap seiring dengan berjalannya investasi melalui Danantara. 

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diprediksi tetap tangguh, meskipun akan ada moderasi seiring dengan kurangnya lapangan pekerjaan berkualitas yang mendorong peningkatan tabungan berhati-hati.

Dalam hal kemiskinan, Bank Dunia memproyeksikan, tingkat kemiskinan yang diukur dengan garis kemiskinan negara berpenghasilan rendah (LMIC) akan turun menjadi 11,5% pada tahun 2027, seiring dengan permintaan yang tetap kuat. 

Di sisi lain, kesenjangan output yang positif diperkirakan akan mendorong inflasi, yang diprediksi tetap berada dalam target Bank Indonesia (BI).

Baca Juga: IMF Pangkas Proyeksi, Sri Mulyani Tetap Optimistis Ekonomi Indonesia 2025 Tumbuh 5%

Selanjutnya: Darah Tinggi Tidak Boleh Makan Apa Saja? Ini 9 Pantangannya

Menarik Dibaca: Darah Tinggi Tidak Boleh Makan Apa Saja? Ini 9 Pantangannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×