kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   -17.000   -0,89%
  • USD/IDR 16.509   79,00   0,48%
  • IDX 7.484   -65,55   -0,87%
  • KOMPAS100 1.049   -9,43   -0,89%
  • LQ45 790   -7,68   -0,96%
  • ISSI 254   -1,44   -0,57%
  • IDX30 409   -4,26   -1,03%
  • IDXHIDIV20 466   -6,75   -1,43%
  • IDX80 119   -1,00   -0,84%
  • IDXV30 122   -1,55   -1,25%
  • IDXQ30 130   -1,12   -0,86%

Menko Ekonomi: Butuh Investasi Rp 13.000 Triliun agar Ekonomi Tumbuh 8%


Kamis, 31 Juli 2025 / 12:32 WIB
Menko Ekonomi: Butuh Investasi Rp 13.000 Triliun agar Ekonomi Tumbuh 8%
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dua aspek kunci dari Astacita Presiden Prabowo Subianto adalah ketahanan energi dan hilirisasi.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk mewujudkan agenda prioritas nasional Astacita, khususnya dalam mendorong kemandirian energi dan hilirisasi sumber daya alam, termasuk batubara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dua aspek kunci dari Astacita Presiden Prabowo Subianto adalah ketahanan energi dan hilirisasi. Keduanya menjadi tulang punggung untuk menyokong target besar Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi 8%.

"Untuk tumbuh 8%, dibutuhkan investasi hingga Rp 13.000 triliun di periode 2025–2029, dengan target investasi tahun depan sebesar Rp 2.100 triliun," ujar Airlangga dalam acara Mining Forum, Kamis (31/7/2025).

Baca Juga: Menteri Rosan Ungkap Investasi Hilirisasi Semester I Tembus Rp 280 Triliun

Salah satu hilirisasi yang akan dikembangkan yakni hilirisasi batubara. 

Airlangga mengatakan, meski Indonesia berkomitmen terhadap transisi energi, batubara menjadi salah satu aset strategis yang bisa dioptimalkan melalui ekspor maupun hilirisasi. Khususnya untuk menggantikan impor LPG dan kebutuhan metanol dalam pengembangan biodiesel.

Indonesia, kata Airlangga, mengimpor LPG senilai Rp  80 triliun per tahun. Padahal, batubara dapat diolah menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai alternatif LPG.

Pemerintah pun telah menetapkan kawasan ekonomi khusus (KEK) untuk pengembangan DME dan memberi insentif fiskal, termasuk pembebasan pajak dan dukungan investasi.

"Yang harus kita dorong bahwa teknologi sebetulnya di berbagai negara lain tersedia, dan bagaimana kita mendesain dari sektor energi agar substitusi dari LPG ini segera kita dorong. Dan ini menjadi amanat dari Undang-Undang Minerbah," katanya.

Ia menambahkan, teknologi untuk mengolah batubara secara bersih, seperti clean coal technology, carbon capture and storage (CCS), dan pemanfaatan hidrogen atau ammonia sudah mulai dikembangkan.

Airlangga menyebut saat ini adalah momentum tepat untuk hilirisasi batubara karena siklus harga sedang turun. Mengingat ketika harga naik, hilirisasi dilupakan.

Baca Juga: Proyek Hilirisasi Batubara Jadi DME, Pengusaha Batubara Ungkap Kesiapannya

Selanjutnya: Promo Hypermart Dua Mingguan 31 Juli-13 Agustus 2025, Telur Ayam Kampung Diskon 10%

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Dua Mingguan 31 Juli-13 Agustus 2025, Telur Ayam Kampung Diskon 10%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×