kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.376   -93,00   -0,56%
  • IDX 7.767   -100,50   -1,28%
  • KOMPAS100 1.088   -13,98   -1,27%
  • LQ45 784   -16,21   -2,03%
  • ISSI 267   -1,56   -0,58%
  • IDX30 406   -8,34   -2,01%
  • IDXHIDIV20 474   -8,53   -1,77%
  • IDX80 119   -2,14   -1,77%
  • IDXV30 130   -1,94   -1,47%
  • IDXQ30 131   -2,37   -1,77%

RAPBN 2026: Target PPN dan PPnBM Realistis, PPh Berat Dikejar


Senin, 18 Agustus 2025 / 17:19 WIB
RAPBN 2026: Target PPN dan PPnBM Realistis, PPh Berat Dikejar
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menkeu Sri Mulyani dan sejumlah menteri saat pemaparan RAPBN dan Nota Keuangan 2026


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat pajak dari Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Fajry Akbar menilai target penerimaan pajak tahun depan tidak semuanya berada di jalur yang sama.

Menurutnya, target penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) dalam RAPBN 2026 masih realistis untuk dicapai.

Dalam RAPBN 2026, pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%. Dengan asumsi tersebut, Fajry menilai target penerimaan PPN dan PPnBM yang naik 11,7% masih realistis untuk tercapai.

Baca Juga: Target Pajak Konsumsi Meningkat Jadi Rp 995,3 Triliun pada RAPBN 2026

Namun, ia menyoroti target penerimaan pajak penghasilan (PPh) yang dipatok naik hingga 15% sulit akan tercapai.

Untuk itu, diperlukan adanya terobosan yang mampu memobilisasi penerimaan dalam jumlah besar dan jangka waktu singkat.

"Dengan risiko politik yang ada, sulit rasanya pemerintah menggunakan instrumen kebijakan pada tahun depan," ujar Fajry kepada Kontan.co.id, Senin (18/8/2025).

Baca Juga: RAPBN 2026 Bisa Jadi Tahun Pertaruhan Iklim Investasi, Ini Alasannya

Ia mengingatkan pemerintah agar lebih berhati-hati dalam menetapkan target. Menurutnya, ketidakpastian ekonomi yang masih tinggi di 2026 seharusnya membuat pemerintah lebih memberi ruang kepada pelaku usaha.

"Seharusnya target penerimaan tumbuh single-digit pada tahun depan. Jika target penerimaan terlalu tinggi dari potensinya, saya takutkan ada yang terjadi malah aggressive tax collection," kata Fajry.

"Padahal pelaku usaha butuh insentif untuk menggerakkan ekonomi ketika ketidakpastian masih tinggi," imbuhnya.

Baca Juga: Catatan untuk RAPBN 2026, Ini Kata Celios

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×