kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.523   103,00   0,63%
  • IDX 6.781   -125,72   -1,82%
  • KOMPAS100 979   -18,24   -1,83%
  • LQ45 753   -12,43   -1,63%
  • ISSI 221   -4,36   -1,94%
  • IDX30 390   -7,40   -1,86%
  • IDXHIDIV20 457   -9,18   -1,97%
  • IDX80 110   -1,86   -1,66%
  • IDXV30 113   -1,83   -1,58%
  • IDXQ30 126   -2,48   -1,93%

Proyek tersendat, penyerapan APBD Jakarta seret


Rabu, 10 Desember 2014 / 10:02 WIB
Proyek tersendat, penyerapan APBD Jakarta seret
ILUSTRASI. Manfaat daun kale untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Benedictus Bina Naratama, Fahriyadi | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Tahun ini boleh jadi bukan tahun yang baik bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Pasalnya, sejumlah target belanja dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2014 dipastikan gagal terlaksana.

Sejumlah program belanja,  terutama terkait pembangunan infrastruktur prioritas,  gagal dieksekusi tahun ini. Di sisa waktu  yang tinggal menghitung hari, kemungkinan belanja itu bakal molor hingga tahun depan.

Proyek infrastruktur prioritas ini antara lain pembangunan jalan layang atau flyover perlintasan kereta api di Permata Hijau dan Kuningan Selatan senilai Rp 300 miliar. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemprov DKI Jakarta Agus Priyono menuturkan,  seharusnya groundbreaking pembangunan dua flyover perlintasan ini dilaksanakan pada akhir tahun ini. Namun target ini gagal terlaksana. 

Kegagalan proyek ini dituding akibat lambannya proses lelang yang dilaksanakan Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (ULP) Pemprov DKI Jakarta yang hingga kini belum selesai. "Proses lelang begitu lama, padahal lelang sudah dilakukan pada awal tahun ini," ujarnya kepada KONTAN akhir pekan lalu.

Kedua proyek flyover itu sudah direncanakan sejak tahun 2013 lalu, namun molor dan akhirnya baru dilelang tahun ini. Agus berharap paling lambat awal tahun depan pemenang lelang proyek ini sudah bisa ditentukan. 

Proyek dua flyover ini merupakan bagian dari rencana pembangunan jalan layang dan jalan bawah tanah atau underpass di 12 titik yang akan dibangun Pemprov DKI Jakarta hingga tahun 2017 mendatang dengan total anggaran Rp 1,4 triliun.

Proyek infrastruktur lain yang juga gagal dieksekusi tahun ini adalah revitalisasi dua terminal utama Jakarta, yakni Kalideres dan Kampung Rambutan. 

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Muhammad Akbar mengungkapkan, revitalisasi kedua terminal ini cukup mendesak, namun tak juga bisa dibangun karena dokumen lelang proyek belum masuk ke ULP DKI Jakarta. Penyebabnya, proyek belum siap dilelang.

Nilai total proyek revitalisasi Terminal Kalideres dan Kampung Rambutan mencapai Rp 1,11 triliun dengan anggaran tahun jamak hingga tahun 2016.

Revitalisasi dua terminal ini merupakan bagian dari rencana revitalisasi enam terminal di Jakarta. Adapun revitalisasi di empat terminal lain, yakni  Terminal Rawamangun, Terminal Klender, Terminal Pinang Ranti, Terminal Muara Angke, sudah berjalan.

Sejumlah kegagalan ini pun akhirnya mengganggu penyerapan anggaran APBD 2014 DKI Jakarta yang mencapai Rp 72,9 triliun. Per Desember ini, penyerapan anggaran hanya 36,07%, padahal di awal tahun ini, target belanja mencapai 97% sampai akhir tahun.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengakui rendahnya penyerapan anggaran tahun ini. Penyebabnya, banyak proyek dicoret karena dianggap dapat menimbulkan masalah hukum karena banyak proyek tidak jelas. Dengan kondisi begini, dapat dipastikan Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SILPA) Tahun 2014 membesar. "Semoga perencanaan anggaran 2015 lebih baik," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×