Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Setelah sempat nasibnya tak jelas di awal jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kini proyek kereta api pengangkut batubara di Kalimantan mulai menemukan titik terang. Pemerintah mulai menunjukkan sinyal untuk kembali melanjutkan proyek senilai Rp 50 triliun tersebut.
Tapi, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Dedy Priatna mengatakan, ada beberapa hal yang akan diubah oleh pemerintah dari proyek tersebut. Salah satunya, fungsi angkut.
Dedy mengatakan, jika awalnya proyek kereta api dengan rute Puruk Cahu- Batanjuang- Bangkuang, Kalimantan Tengah tersebut dirancang untuk mengangkut batubara, tapi nantinya fungsi angkut tersebut akan diubah. Selain digunakan untuk batubara, rencananya, kereta api tersebut juga akan digunakan untuk mengangkut penumpang.
"Udah putus, angkut penumpang dan batubara, batubara tidak boleh dieskpor," katanya pekan lalu.
Dedy mengatakan, perubahan rencana tersebut dilakukan setelah pemerintahan Presiden Jokowi mengevaluasi proyek tersebut.
Sebelumnya, Adrinof Chaniago, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas beberapa waktu lalu sempat mengatakan bahwa pemerintah akan mengeluarkan proyek tersebut dari daftar proyek MP3EI.
Salah satu pertimbangannya, pemerintah khawatir kalau proyek kereta sepanjang 480 kilometer tersebut dilanjutkan, itu akan membuat eksploitasi batubara dan sumber daya alam di Kalimantan menjadi tidak terkendali.
Herson B Aden, Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kalimantan Tengah sementara itu tidak mempersoalkan perubahan fungsi kereta yang dilakukan oleh pemerintah untuk proyek kereta api di wilayahnya tersebut. "Bagi kami di sini, yang paling penting dan perlu adalah kereta, baik nantinya kereta api itu untuk angkut sumber daya alam atau penumpang kami terserah," kata Herson.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News