Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (Core) Eliza Mardian menilai program makan bergizi gratis (MBG) bakal meningkatkan impor pangan bila tata kelola produksi dalam negeri tak dibenahi.
“Jika tata kelola produksi dalam negeri tidak segera dibenahi dengan pendekatan kebijakan baru, maka tak dapat dipungkiri impor pangan akan meningkat,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (12/9).
Eliza menjelaskan, kondisi tata kelola pangan di Indonesia masih carut marut dan belum diperbaiki hingga ke akar persoalannya. Dia bilang, pemerintah sedari awal mengatakan untuk mendukung program MBG ini di awali dengan impor susu dan secara bertahap akan menggenjot produksi dalam negeri.
“Sebelum ada program MBG pun kebutuhan susu dalam negeri sebagian besar dipenuhi dari impor berkisar 80%,” jelasnya.
Eliza mengungkapkan, rencana pemerintah untuk mengimpor bakalan sapi demi menggenjot produksi dalam negeri, ini perlu terus dikawal dan diamati.
Baca Juga: Demi Program Makan Bergizi Gratis, 40 Perusahaan Siap Impor 1,3 Juta Ekor Sapi
Menurutnya, untuk mengembangkan peternakan sapi pedaging dan sapi perah memerlukan investasi yang besar, kesiapan sumber daya manusia (SDM) sekaligus sistem logistiknya.
Untuk itu, kata Eliza, jika pemerintah ingin mengambil jalan pintas maka investor dengan modal besar bakal berlomba-lomba untuk mengambil peran dalam program MBG ini.
“Sementara peternak lokal dengan segala keterbatasan modal, SDM dan teknologi tidak akan kecipratan kue ekonomi MBG yang dialokasikan sebesar Rp 71 triliun,” ungkapnya.
Semestinya, lanjut Eliza, program MBG menjadi momentum untuk membenahi tata kelola pangan Tanah Air dengan cara membangun rantai pasok lokal, linkage peternak, petani, nelayan lewat program yang mesti dikeluarkan pemerintah.
“Program MBG ini semestinya jadi captive market bagi para produsen lokal, MBG ini bisa memberikan kepastian harga dan jaminan pasar bagi produsen lokal,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Eliza menambahkan, program MBG ini ruh nya adalah menggerakkan perekonomian daerah dengan membangun rantai pasok lokal, di mana petani, nelayan dan peternak dilibatkan menjadi pemasok utama.
“Jangan sampai Bulog malah ditugaskan untuk menjalin berbagai kerjasama untuk mempermudah impor, sehingga anggaran MBG ini tidak ke level petani dalam negeri, malah kita menjadi marketnya petani negara lain,” tandasnya.
Baca Juga: Ekonom Kritik Usulan Revisi Anggaran Pendidikan 20% APBN
Soal Makan Bergizi Gratis, Pengamat: Jika Tata Kelola Produksi Tak Diperbaiki Impor Bakal Meningkat
Program Makan Bergizi Gratis Bisa Naikkan Impor Pangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News