kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.444.000   1.000   0,07%
  • USD/IDR 15.340   65,00   0,42%
  • IDX 7.832   19,65   0,25%
  • KOMPAS100 1.193   8,54   0,72%
  • LQ45 967   7,57   0,79%
  • ISSI 228   1,17   0,52%
  • IDX30 493   4,42   0,90%
  • IDXHIDIV20 594   3,60   0,61%
  • IDX80 136   1,13   0,84%
  • IDXV30 139   0,76   0,55%
  • IDXQ30 165   1,38   0,84%

Program Makan Bergizi Gratis Berpotensi Naikkan Impor Pangan


Kamis, 12 September 2024 / 15:50 WIB
Program Makan Bergizi Gratis Berpotensi Naikkan Impor Pangan
ILUSTRASI. Sejumlah siswa makan bersama saat uji coba makan bergizi gratis di SDN Sentul 03, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/7/2024). Core menilai program makan bergizi gratis bakal meningkatkan impor pangan bila tata kelola produksi dalam negeri tak dibenahi.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (Core) Eliza Mardian menilai program makan bergizi gratis (MBG) bakal meningkatkan impor pangan bila tata kelola produksi dalam negeri tak dibenahi.

“Jika tata kelola produksi dalam negeri tidak segera dibenahi dengan pendekatan kebijakan baru, maka tak dapat dipungkiri impor pangan akan meningkat,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (12/9).

Eliza menjelaskan, kondisi tata kelola pangan di Indonesia masih carut marut dan belum diperbaiki hingga ke akar persoalannya. Dia bilang, pemerintah sedari awal mengatakan untuk mendukung program MBG ini di awali dengan impor susu dan secara bertahap akan menggenjot produksi dalam negeri.

“Sebelum ada program MBG pun kebutuhan susu dalam negeri sebagian besar dipenuhi dari impor berkisar 80%,” jelasnya.

Eliza mengungkapkan, rencana pemerintah untuk mengimpor bakalan sapi demi menggenjot produksi dalam negeri, ini perlu terus dikawal dan diamati.

Baca Juga: Demi Program Makan Bergizi Gratis, 40 Perusahaan Siap Impor 1,3 Juta Ekor Sapi

Menurutnya, untuk mengembangkan peternakan sapi pedaging dan sapi perah memerlukan investasi yang besar, kesiapan sumber daya manusia (SDM) sekaligus sistem logistiknya.

Untuk itu, kata Eliza, jika pemerintah ingin mengambil jalan pintas maka investor dengan modal besar bakal berlomba-lomba untuk mengambil peran dalam program MBG ini.

“Sementara peternak lokal dengan segala keterbatasan modal, SDM dan teknologi tidak akan kecipratan kue ekonomi MBG yang dialokasikan sebesar Rp 71 triliun,” ungkapnya.

Semestinya, lanjut Eliza, program MBG menjadi momentum untuk membenahi tata kelola pangan Tanah Air dengan cara membangun rantai pasok lokal, linkage peternak, petani, nelayan lewat program yang mesti dikeluarkan pemerintah.

“Program MBG ini semestinya jadi captive market bagi para produsen lokal, MBG ini bisa memberikan kepastian harga dan jaminan pasar bagi produsen lokal,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Eliza menambahkan, program MBG ini ruh nya adalah menggerakkan perekonomian daerah dengan membangun rantai pasok lokal, di mana petani, nelayan dan peternak dilibatkan menjadi pemasok utama.

“Jangan sampai Bulog malah ditugaskan untuk menjalin berbagai kerjasama untuk mempermudah impor, sehingga anggaran MBG ini tidak ke level petani dalam negeri, malah kita menjadi marketnya petani negara lain,” tandasnya.

Baca Juga: Ekonom Kritik Usulan Revisi Anggaran Pendidikan 20% APBN

Soal Makan Bergizi Gratis, Pengamat: Jika Tata Kelola Produksi Tak Diperbaiki Impor Bakal Meningkat

Program Makan Bergizi Gratis Bisa Naikkan Impor Pangan 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×