Reporter: Syamsul Ashar, Yusuf Imam Santoso | Editor: Syamsul Azhar
Dengan kenyataan kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti ini, dan dengan pola sekarang Chatib memperkirakan kemungkinan proyeksi awal dari range pertumbuhan ekonomi antara 5%-5,3% akan sulit tercapai.
"Akan sulit mencapai 5%, mungkin pertumbuhan ekonomi akan sedikit di bawah 4% atau sedikit di atas 4%, namun akan lebih baik dari 2020 yang minus 2,1%," terang Chatib, saat berdiskusi daring bersama Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid yang disiarkan secara langsung di kanal youtube Sekretariat Presiden, Kamis (5/8) siang.
Baca Juga: BPS: Meski ada pertumbuhan, ekonomi kuartal 2 masih di bawah kondisi normal
Bagi Chatib Basri, kalau dengan kondisi sekarang ini akan sangat sulit untuk bisa memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sampai dua digit di belakang koma, sebab ada variabel yang tidak bisa diukur.
"Ada variabel pandemi yang tidak bisa kami prediksi, misalnya kalau ada varian baru mutasi Covid-19 yang menyebabkan harus dilakukan lagi pengetatan kegiatan masyarakat an tak bisa dihindari," katanya
Karena itulah, bagi Chatib Basri vaksinasi corona bagi penduduk Indonesia sangat penting dan harus cepat dilakukan. "Kalau ini bisa cepat dilakukan, dan herd immunity tercipta sehingga mobilitas masyarakat tidak terganggu seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan China.
Baca Juga: Tebakan Sri Mulyani tak meleset, perekonomian RI kuartal II-2021 tumbuh 7,07% yoy
Chatib juga menegaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 sebesar 7,07% berpotensi mengalami perlambatan lagi.
SELANJUTNYA>>>