Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah kembali ke zona positif pada kuartal II-2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian periode April 2021 hingga Juni 2021 tumbuh 7,07% yoy.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat Rp 4.175,8 triliun. Kemudian, bila dilihat atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat Rp 2.772,8 triliun.
“Meski memang ada pertumbuhan, tetapi ini masih tumbuh di bawah kondisi ekonomi normal atau pra Covid-19,” ujar Margo, Kamis (5/8) via video conference.
Baca Juga: BPS: Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 naik 7,07%
Meski begitu, Margo melihat adanya tanda pemulihan yang semakin nyata. Pasalnya, bila dibandingkan dengan tahun lalu, pertumbuhan ekonomi konsisten mengalami perbaikan.
Dimulai dari kuartal II-2020 yang pada waktu itu ekonomi tertekan hingga minus 5,32% yoy, mulai membaik pada kuartal III-2020 yang minus 3,49% yoy, dan kuartal IV-2020 kontraksi kembali mengecil menjadi minus 2,19% yoy dan kontraksi kuartal I-2012 yang mengecil ke 0,74% yoy.
Perekonomian yang sudah berada di zona positif ini masuk ke dalam proyeksi pemerintah. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 tumbuh di kisaran 7% yoy.
Hal ini menimbang kondisi perekonomian pada April 2021 hingga pertengahan Juni 2021 masih cukup menguat, meski pada akhir Juni 2021 mulai goyah akibat lonjakan kasus harian Covid-19.
Baca Juga: Indonesia ingin keluar dari middle income trap? Ini kata Bappenas
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso juga optimistis pertumbuhan kuartal II-2021 bisa di kisaran 7% yoy, melihat adanya kenaikan permintaan kredit yang cukup tinggi hingga akhir Juni2 021 sebesar 1,83% ytd akibat peningkatan mobilitas masyarakat.
Hanya saja, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sempat merevisi proyeksi pertumbuhan ekonominya. Ia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 lebih rendah dari 7%, tetapi masih lebih tinggi dari 6%. Padahal, sebelumnya ia optimistis pertumbuhan bisa lebih dari 7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News