Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nama Toto Nugroho mencuat sebagai salah satu dari 9 tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang antara Pertamina dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada periode 2018–2023.
Toto sebelumnya dikenal sebagai Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) sejak 2021.
Baca Juga: Ada Riza Chalid, Ini Daftar 18 Tersangka Kasus Korupsi Pertamina yang Terbaru
Sebagai informasi, IBC merupakan perusahaan joint venture (JV) BUMN yang mengelola sejumlah proyek strategis investasi baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.
IBC sendiri dibentuk oleh empat BUMN besar yang masing-masing memiliki 25% saham, yaitu: PT Pertamina (Persero), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), dan PT PLN (Persero).
Dalam catatan Kontan, pada Minggu (29/6) lalu, Toto sempat mendampingi Presiden Prabowo Subianto dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam kegiatan peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek baterai EV hasil kerja sama dengan perusahaan China, Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd (CBL) di Karawang, Jawa Barat.
Proyek konsorsium Antam–IBC–CBL, yang sebelumnya dikenal dengan nama Proyek Dragon, ditargetkan mampu memproduksi baterai hingga 15 Gigawatt-jam (GWh) atau setara dengan 300.000 unit mobil listrik.
Secara keseluruhan, proyek ini akan dikembangkan di atas lahan seluas 3.023 hektare, dengan nilai investasi mencapai US$ 5,9 miliar dan diproyeksikan menciptakan hingga 8.000 lapangan kerja langsung.
Baca Juga: Masuk Babak Baru, Ini 18 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Minyak Mentah Pertamina
Peran Toto dalam Dugaan Korupsi Pertamina
Menurut Kejaksaan Agung (Kejagung), dugaan keterlibatan Toto Nugroho dalam kasus ini terjadi saat ia menjabat sebagai Senior Vice President (SVP) Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina, pada periode Juni 2017 hingga November 2018.
Dalam perannya, Toto disebut:
- Menyetujui pengadaan impor minyak mentah dengan melibatkan DMUT/supplier yang tidak memenuhi persyaratan lelang, bahkan tengah dikenakan sanksi karena tidak mengembalikan kelebihan bayar.
- Memberikan perlakuan istimewa dan menetapkan supplier tersebut sebagai pemenang lelang, meskipun proses pengadaan tidak sesuai dengan prinsip dan etika pengadaan yang berbasis nilai (value-based procurement).
Baca Juga: Ayah-Anak Broker Minyak dalam Pusaran Kasus Korupsi Pertamina
“Tersangka menyetujui pelaksanaan impor yang tidak sesuai prinsip pengadaan dan memberikan perlakuan khusus terhadap supplier,” ujar Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung Abdul Qohar, dalam konferensi pers, Kamis (10/7) malam.
9 Tersangka Baru dalam Kasus Korupsi Pertamina-KKKS
Selain Toto Nugroho, Kejagung juga menetapkan delapan orang lainnya sebagai tersangka, yaitu:
- Alfian Nasution (AN) – VP Supply dan Distribusi PT Pertamina (Persero) tahun 2011–2015
- Hanung Budya Yuktyanta (HB) – Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) tahun 2014
- Dwi Sudarsono (DS) – VP Product Trading ISC Pertamina tahun 2019–2020
- Arief Sukmara (AS) – Direktur Gas, Petrokimia & Bisnis Baru PT Pertamina International Shipping (PIS)
- Hasto Wibowo (HW) – SVP ISC Pertamina tahun 2018–2020
- Martin Haendra Nata (MH) – Business Development Manager PT Trafigura tahun 2019–2021
- Indra Putra Harsono (IP) – Business Development Manager PT Mahameru Kencana Abadi
- Mohammad Riza Chalid (MRC) – Beneficial Owner PT Tanki Merak dan PT Orbit Terminal Merak
Selanjutnya: OJK Catat Aset Perusahaan Modal Ventura Syariah Tumbuh 10% per Mei 2025
Menarik Dibaca: Daftar Promo HUT KB Bank ke-55 Juli 2025, dari HokBen sampai Traveloka Diskon Gede
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News