Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona (Covid-19) belum berakhir, prospek suram perekonomian Indonesia nampak kian pasti. Bahkan, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini akan lebih rendah dari target 2,3%.
"BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan menurun sejalan dengan dampak Covid-19," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Selasa (19/5) dalam pembacaan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI.
Perry menambahkan, asesmen ini sejalan dengan data yang didapat BI bahwa pada April 2020, terjadi indikasi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari kembali menurunnnya Survei Penjualan Eceran serta Purchasing Manager Index (PMI).
Baca Juga: Periode relaksasi, BI telah memborong Rp 22,8 triliun SBN di pasar perdana
Selain itu, perlambatan ekonomi juga terlihat dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2020 yang meleset dari ramalan pemerintah maupun BI. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama tahun ini didapuk bisa melaju hingga 4,3% yoy. Namun, rupanya pertumbuhan hanya tertahan di 2,97% yoy.
Perlambatan ini terutama berasal dari melambatnya ekspor jasa, khususnya pariwisata, konsumsi non-makanan, dan investasi akibat Covid-19. Selain itu, pandemi ini juga menggerogoti kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), sektor industri pengolahan, konstruksi, serta sub-sektor transportasi.
Meski begitu, pertumbuhan perekonomian di kuartal I-2020 masih tetropang kinerja komponen dan sektor yang terkait dengan penanganan Covid-19 yang tetap baik, seperti konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga untuk makanan, kesehatan, dan pendiidkan, serta sektor informasi dan komunikasi, jasa keuangan, jasa kesehatan, dan lainnya.
Untuk ke depannya, BI optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu meningkat pada tahun 2021. Hal ini didorong oleh pereknomian dunia yang membaik dan dampak positif dari stimulus kebijakan yang telah digelontorkan.
"Ke depan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh dapat makin efektif dalam mendorong pemulihan ekonomi selama dan pasca Covid-19," imbuh Perry.
Baca Juga: Perry Warjiyo: BI sudah lakukan quantitative easing sebesar Rp 583,8 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News