kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Periode relaksasi, BI telah memborong Rp 22,8 triliun SBN di pasar perdana


Selasa, 19 Mei 2020 / 16:26 WIB
Periode relaksasi, BI telah memborong Rp 22,8 triliun SBN di pasar perdana
ILUSTRASI. BI telah memborong Surat Berharga Negara (SBN) yang telah diterbitkan pemerintah hingga Rp 22,8 triliun.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak terjun ke pasar perdana hingga Senin (14/5), Bank Indonesia (BI) telah memborong Surat Berharga Negara (SBN) yang telah diterbitkan pemerintah hingga Rp 22,8 triliun.

"Ini merupakan bentuk dari komitmen BI untuk mendukung dan memastikan pembiayaan fiskal oleh pemerintah lewat pasar perdana. Apalagi dalam hal kapasitas pasar tidak memadai. Angka-angkanya akan bergerak secara dinamis dari waktu ke waktu," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, Selasa (19/5) via video conference.

Perry pun memerinci mekanisme pembelian SBN di pasar perdana oleh bank sentral. Menurutnya, BI bisa terjun lewat tiga tahap, yaitu non competitive bidder, green shoe option, dan private placement.

Baca Juga: Perry Warjiyo: BI sudah lakukan quantitative easing sebesar Rp 583,8 triliun

Saat membeli lewat non-competitive bidder, BI maksimal bidding Surat Utang Negara (SUN) 25% dari target maksimal yang ditetapkan oleh pemerintah. Sebagai contoh, bila target maksimal Rp 30 triliun, maka BI bisa membeli hingga Rp 7,5 triliun. Sementara untuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) maksimal 30% dari target lelang maksimum.

Bila dalam tahap tersebut target pemerintah belum dicapai, BI pun bisa masuk lewat green shoe option atau lelang tambahan dengan maksimal penawaran sama dengan penawaran sebelumnya.

Lebih lanjut, bila lewat green shoe option masih belum mencukupi, bank sentral bisa masuk lewat private placement dan membeli sesuai dengan kebutuhan pemerintah serta harganya mengacu pada harga pasar terkini atau PT PHEI.

Baca Juga: BI mendorong bank untuk melakukan term repo

Selanjutnya, BI juga telah melakukan remunerasi sebesar 3,6% atas rekening pemerintah di BI alias 80% dari BI rate. Hal ini merupakan upaya bank sentral untuk meringankan beban pemerintah, apalagi di tengah wabah Covid-19 yang masih belum selesai.

"Kami juga berkomitmen mau melakukan burden sharing agar beban bisa kita angkat bersama dan kami akan terus hadapi bersama hingga Indonesia segera pulih dari Covid-19," tandas Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×