Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Tidak bisa dipungkiri ekonomi Indonesia mengalami perlambatan. Bank Indonesia (BI) memperkirakan tahun ini ekonomi hanya tumbuh 5,1%-5,5% dengan kecenderungan batas bawah. Tahun depan pun ekonomi tanah air masih menuai kendala.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat, infrastruktur bisa mengangkat ekonomi Indonesia. Namun, untuk mencapai ekonomi tinggi di atas 6% dan bahkan 5,8% tahun depan sulit tercapai.
Tahun depan yang sudah mulai dirasakan pada tahun ini, terdapat tantangan eksternal kenaikan suku bunga Amerika yang pasti naik tahun 2015. Ada pula masyarakat ekonomi Asean (MEA) di mana arus barang dikenakan tarif 0% sehingga investasi tidak harus dilakukan di Indonesia.
Dari dalam negeri sendiri terdapat tantangan dampak ekonomi yang melambat masih akan berimbas pada semester pertama 2015. "Kesiapan bangun infrastruktur baru bisa terealisasi setidaknya semester dua 2015," ujar Lana, Selasa (14/10).
Infrastruktur bisa menjadi kunci pertumbuhan. Dalam hal ini, berbagai pekerjaan rumah infrastruktur seperti perizinan harus dipercepat. Kalau ini tidak diperbaiki, menghadapi MEA tahun depan, bukan tidak mungkin investor akan lebih memilih Singapura dengan perizinan yang lebih cepat daripada Indonesia.
Maka dari itu, diakui Lana, langkah Indonesia untuk menuju negara maju masih jauh. Apalagi untuk menjadi negara maju, bukan hanya soal pertumbuhan yang diperhitungkan namun juga penciptaan teknologi dengan sumber daya manusia yang berkualitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News