kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan ekonomi diramal bakal loyo sampai akhir 2019


Senin, 05 Agustus 2019 / 16:44 WIB
Pertumbuhan ekonomi diramal bakal loyo sampai akhir 2019


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

Di sisi lain, dilihat dari lapangan usaha kontributor industri pengolahan atau manufaktur melempem. BPS melaporkan pertumbuhan manufaktur 0,74%, turun dibanding periode sama 2018 sebesar 0,82% dan kuartal I-2019 yakni 0,83%.

Purcashing Magers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pun makin memburuk. IHS Markit menyebut PMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2019 di level 49,6. Kondisi manufaktur ini merupakan terendah sejak Desember 2017.

Baca Juga: Menko Darmin akui pertumbuhan ekonomi kuartal II lebih rendah dari ekspektasi

Josua bilang pertumbuhan ekonomi sampai dengan akhir 2019 berada di level 5,1% atau di bawah target pemerintah dan pencapaian tahun 2018 sebesar 5,2%. Dia berharap selain investasi pemerintah seyogyanya menggenjot industri manufaktur.

“Pemerintah perlu memberikan kepastian hukum dan deregulasi kebijakan ekonomi agar investor kembali di semester II-2019,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Senin (5/8).

Menurutnya insentif deduction tax yang sudah diterbitkan dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi mendatang. Namun, insentif nampaknya perlu diperluas lagi, sebagai jurus melawan sentimen perang dagang AS-China dan sentimen eksternal lainnya. 

“Fungsinya memastikan kepada investor kalau ekonomi dalam negeri tetap solid. Sehingga, ekspektasi investor bakal positif,” tutur Josua.

Baca Juga: Indeks tendensi bisnis (ITB) kuartal II 2019 naik menjadi 108,81

Sementara, stimulus moneter dirasa Josua tetap perlu didorong. Pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI 7-DRR) perlu berlanjut guna menumbuhkan gairah ekspansi dunia usaha.

Asal tahu saja realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada April-Juni 2019 berdasarkan pengeluaran paling besar disumbang dari konsumsi rumah tangga 2,77%, PMTB 1,59%, net-ekspor 0,98%, konsumsi pemerintah 0,16%, sementara pendapatan lainnya kontraksi 0,90%.

Di sisi lain, sumbangsih pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut lapangan usaha secara berurutan didapat dari kontribusi Industri pengolahan 0,74%, pertanian 0,71%, perdagangan 0,61%, konstruksi 0,55%, dan lainnya sebesar 2,44%.

Baca Juga: BPS: Ekonomi Indonesia kuartal II tumbuh 5,05%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×