Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terpantau tumbuh melambat. Badan Pusat Statisk (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 berada di level 5,05% year on year (yoy).
Kepala BPS Suhariyanto menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari efek perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang menyebabkan daya beli global melemah. Sehingga ekspor Indonesia terpantau tumbuh melambat.
Baca Juga: Sebagian Saran IMF Soal Ekonomi Kontra dengan Visi Jokowi premium
BPS mencatat beberapa negara eksportir terbesar Indonesia mengalami pelemahan ekonomi pada kuartal II-2019 diantaranya China 6,2%, AS 2,3%, Singapura 3,2%.
Sementara harga komoditas seperti crude palm oil (CPO) dan batubara mengalami pelemahan harga sepanjang April-Juni 2019 dibanding periode sama tahun 2018. Namun lebih baik dibanding tiga bulan pertama tahun ini.
Adapun sumbangsih pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut lapangan usaha secara berurutan didapat dari kontribusi Industri pengolahan 0,74%. pertanian 0,71%, perdagangan 0,61%, konstruksi 0,55%, dan lainya sebesar 2,44%.
Baca Juga: Bursa Asia merosot di awal perdagangan Senin (5/8)
“Sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak berubah,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019 di kantor BPS, Jakarta, Senin (5/8).
DI sisi lain sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan pengeluaran paling besar disumbang dari konsumsi rumah tangga 2,77%, PMTB 1,59%, net-ekspor 0,98%, konsumsi pemerintah 0,16%, sementara pendapatan lainnya kontraksi 0,90%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News